Puncak Suroloyo, Tempat Tinggal Para Batara Di Cerita Pewayangan Rakyat Yogyakarta

Puncak Suroloyo, Tempat Tinggal Para Batara Di Cerita Pewayangan Rakyat Yogyakarta

Puncak Suroloyo, Tempat Tinggal Para Batara Di Cerita Pewayangan Rakyat Yogyakarta -Akun Insatagram @purworejozone-

BENGKULUEKSPRES.COMPuncak Suroloyo merupakan puncak tertinggi di Kulon Progo berlokasi di Dusun Keceme, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta yang berada di ketinggian 1.019 mdpl.

Dalam cerita pewayangan Puncak Suroloyo adalah tempat tinggal batara guru pemimpin para dewa di kayangan. Suroloyo memiliki arti “berani mati” yang berarti untuk mencapai tempat ini para pengunjung harus menaiki sekitar 300 anak tangga dalam kecuraman tertentu.

Bila sudah mencapai puncak pengunjung dapat melihat kota yogyakarta dari atas awan dan menyaksikan langsung keindahan candi borobudhur  yang terletak di kabupaten magelang jawa tengah.

Dari puncak suroloyo kita bisa melihat gunung merbabu, gunung merapi, gunung sindoro dan sumbing yang berdampingan.Berdasarkan  kepercayaan masyarakat jawa jika di tarik garis lurus  dari barat ke timur dan dari utara ke selatan  maka bertemu nya puncak suroloyo.

BACA JUGA:Sejarah Telaga Madirda di Kaki Gunung Lawu, Terbentuk Dari Benda Pusaka Sakti Tempat Lahirnya Dewa Hanoman     

Di pendopo terdapat arca batara guru atau di kenal  sebagai dewa syiwa yang berdiri di atas arca sapi (nandi). Tetapi arca batu ini sudah rusak dan tidak utuh lagi kedua tangan di atas dada sudah patah pada wajah nya sudah rusak. Dalam kepercayaan masyarakat hindu nandi adalah hewan kesayangan dewa syiwa.

Pada masa hindu kepercayaan kayangan atau tempat bermukim dewa ada di gunung himalaya karena tidak tau seperti apa puncak himalaya yang menjadi tempat tinggal para dewa maka dari itu pendeta hindu nusantara membuat puncak suroloyo sebagaimana kayangan pada masa itu.


Puncak Suroloyo, Tempat Tinggal Para Batara Di Cerita Pewayangan Rakyat Yogyakarta -Akun Insatagram @purworejozone -

Legenda yang dipercaya  adalah seorang raden mas rangsang kemudian sultan agung hanyokrokusumo bertapa menjalankan wangsit yang datang pada nya.

Raden mas rangsang berjalan kaki dari keraton kota gede menuju ke barat berjalan dengan jarak 40 kilometer fi wilayah pegunungsn manoreh belau pingsan karena kelelahan.

BACA JUGA:Destinasi Wisata Danau Tempe di Wajo Sulawesi Selatan, Daya Tarik, Harga Tiket dan Jam Operasional

Ketika pingsan beliau mendapat wangsit ke dua kalinya yang diperintahkan ketika memerintah dengan gelar sultan agung hanyokrokusumo.

Tiap tanggal 1 suro puncak suroloyo yang berlokasi di sendang kawidodaren diadakan upacara jamasan pusaka yaitu pemberian dari keraton yogyakarta berupa tombak kiai manggolo murti dan songsong kiai manggolo dewo.

Dua pusaka ini merupakan pemberian sultan hamengkubowono IX pada masyarakat desa keceme tahun 1986.Versi lain nya menyatakan pusaka keramat ini ada hubungan nya dengan sultan agung ketika sultan terbesar islam ini melakukan pertapaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: