Se'i, Makanan Khas Suku Mollo Nusa Tenggara Timur

Se'i, Makanan Khas Suku Mollo Nusa Tenggara Timur

Beberapa daging yang biasa diolah menjadi Se’i misalnya sapi, ayam, hingga ikan-Pinterest-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Nusa Tenggara Timur (NTT) menawarkan berbagai hal menarik untuk di jelajahi. Selain menjelajah destinasi wisata, saat berkunjung ke NTT kamu wajib berburu kuliner yang ada di sana. 

Salah satu makanan NTT yang paling fenomenal dan menjadi kuliner kekinian di Indonesia adalah Se’i. Makakan yang satu ini merupakan kuliner yang berasal dari pegunungan Mutis, Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Suku Mollo yang pertama kali mengolah Se’i biasanya menjadikan hidangan ini sebagai sesajian untuk para dewa. Pada awalnya Se’i memiliki rasa tawar karena Suku Mollo yang tinggal di pegunungan belum mengenal garam yang berasal dari lautan.

BACA JUGA:Menelisik Keistimewaan Pali-pali, Makanan Kesultanan Ternate Yang Bernilai Tinggi

Nah, tahukah kamu? Se’i adalah teknik pengawetan daging secara tradisional yang biasa dilakukan dengan cara pengasapan. Tapi Se’i bukan sekedar daging asap biasa, ya Gaes ya, karena teknik pengolahan daging ini cukup unik.

Untuk menghasilkan Se’i yang sempurna, daging yang diiris tipis-tipis harus diasapi selama berjam-jam. Proses ini dilakukan untuk mengeringkan kadar air dan darah dalam daging. 

Beberapa daging yang biasa diolah menjadi Se’i misalnya sapi, ayam, hingga ikan. Se’i yang dibuat pun dilumuri dengan garam dalam proses marinasi untuk menambahkan cita rasa asin.

Mengasapi Se'i memerlukan bara api, bara yang digunakan juga harus tetap menyala tanpa dikipasi agar tidak terlalu banyak menghasilkan asap. Untuk itu, kayu yang paling cocok digunakan adalah kayu kosambi.

BACA JUGA:Lompong Sagu, Kuliner Warisan Sumatera Barat yang Menggugah Selera

Kosambi atau kesambi (Schleichera oleosa) adalah pohon yang hidup di wilayah dengan musim kemarau yang kuat. Kosambi mencapai tinggi hingga 40 meter dengan daun majemuk menyirip genap. Meski cuma sebentar, pohon ini biasanya menggugurkan daunnya pada musim kemarau.

Pohon kosambi mempunyai kayu yang padat, berat, dan sangat keras. Kayu ini terkenal ulet, kenyal, dan tahan terhadap perubahan kering dan basah. 

Makanya pada masa lalu, kayu kosambi sering dimanfaatkan sebagai jangkar perahu. Kayu pohon ini juga kerap dijadikan bahan untuk membuat alu, silinder-silinder dalam penggilingan, hingga perkakas rumah tangga.

Selain kayu kosambi yang digunakan sebagai arang pembakaran, daun kosambi juga digunakan dalam proses pengasapan Se’i sebagai penahan panas. Daging yang selama pengasapan ditutupi oleh daun kosambi akan memiliki tekstur, rasa, dan warna yang tetap terjaga.

BACA JUGA:Mangut Lele, Kenikmatan Olahan Lele Para Sultan Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: