Di Luar Nalar! Sebuah Makam Tua di Tengah Jalan Purwokerto Tak Bisa Dipindah
makam keramat yang terletak 200 meter dari timur alun-alun Purwokerto ini sudah berumur ratusan tahun.-Bengkulue Ekspress-Istimewa
Pada versi pertama, makam ini dikabarkan milik seorang tokoh sakti. Konon katanya, walaupun tubuhnya dipotong menjadi banyak bagian, dia tidak akan mati selama tubuhnya masih menyentuh tanah.
Suatu hari, sosok pria ini bertarung dengan seseorang yang bernama Kyai Pekih. Ternyata Kyai Pekih adalah tokoh yang juga memiliki kesaktian serupa. Dalam pertarungan itu, Ragasemangsang berhasil mengalahkan Kyai Pekih.
BACA JUGA:Jika Wanita Tunjukkan Tanda Ini, Dia Menyukai Secara Diam-diam
Ketika itu sebenarnya Ragasemangsang tubuhnya telah dipotong-potong oleh senjata, tetapi selalu menyatu kembali setiap menyentuh tanah. Namun, karena kalah ilmu, justru Raden Pekih luka parah dalam adu kesaktian hingga sampai akhirnya tewas.
“Mbah Ragasemangsang itu hanya dapat mati jika digantung, intinya tak bersentuhan dengan tanah. Lokasi makam sekarang itu, tempat pertapaan Mbah Ragasemangsang yang lantas dikeramatkan,” ujar Suwito.
Versi lain, dikisahkan makam ini merupakan tempat peristirahatan terakhir milik seorang pengikut Pangeran Diponegoro yang sakti dan disegani karena perjuangannya untuk memberantas penjajah.
BACA JUGA:Begini Cara Melakukan Taubat Nasuha dan Bacaan Doanya
Ketika itu Belanda sulit menaklukkannya karena prajurit sakti ini memiliki sebuah ilmu gaib bernama Rawa Rontek. Berkat ilmunya, sang prajurit dikisahkan sulit celaka dan hanya bisa mati ketika kepalanya dipenggal dengan keadaan tubuh tak menyentuh tanah.
Dengan adanya syarat itu, konon katanya prajurit itu akhirnya berhasil terbunuh saat tubuhnya digantung di sebuah pohon beringin setempat sebelum kepalanya dipenggal dan dikuburkan.
Tidak bisa dipindah
Meski sudah tidak lagi memiliki nisan dan gundukan tanah khas kuburan, makam Ragasemangsang ini tetap dibiarkan eksis di pertigaan jalan, karena adanya sebuah pantangan untuk mengusik makam tersebut.
Beragam mitos yang menyebut bila makam ini dibongkar atau dipindahkan, maka akan menimbulkan malapetaka yang berujung kematian tragis. Sehingga tidak ada yang berani memindahkannya.
Suwito menyebut makam tersebut sempat akan dipindah. Namun rencana itu batal karena tidak ada yang kuat untuk memindahkannya. Dirinya mengingat dahulu makam tersebut berada di pinggir jalan, tetapi makam tersebut tidak dipindah.
BACA JUGA:Kajian Buya Yahya: Dosa Besar yang Jarang Disadari
Ada juga kisah tentang pengerjaan membuat galian saluran air yang melintasi makam untuk disalurkan ke perkampungan. Namun tiba-tiba, ketika proses penggalian, salah satu pekerjanya jatuh pingsan tidak sadarkan diri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: