Klampis Ireng, Tempat Mistis di Ponorogo yang Dikeramatkan

Klampis Ireng, Tempat Mistis di Ponorogo yang Dikeramatkan

Klampis Ireng ini merupakan tempat petilasan lurah Semar atau Eyang Ismaya yang merupakan tokoh yang memiliki kelebihan supranatural tingkat tinggi --

BENGKULUEKSPRESS.COM -  Klampis Ireng merupakan tempat keramat di Ponorogo Jawa Timur.  Klampis Ireng ini berada di area pesawahan desa Gandu Kepuh, Kecamatan Sukorejo, Ponorogo Jawa Timur. Klampis Ireng ini dipercaya masyarakat Ponorogo sebagai sebuah petilasan dari eyang Ismaya atau lurah Semar.

Klampis Ireng juga disebut sebagai tempat dengan pusaran energi yang luar biasa yang oleh beberapa pelaku spiritual dipercayai sebagai tempat yang istimewa untuk melakukan meditasi.

BACA JUGA:Purnama pertama di tahun 2024! Pemilik Zodiak Leo, Scorpio, Taurus, dan Aquarius harus Waspada

Saat kamu memasuki pagar gerbang Klampis Ireng ini, kamu akan melihat patung lurah semar berwarna hitam. Semar merupakan salah satu sosok punakawan atau kesatria Jawa yang beranggotakan Semar, Petruk, Gareng dan Bagong. Ditempat inilah lurah Semar mengajarkan manunggaling kawula Gusti yang berarti bersatu dengan Tuhan.

Sosok Semar merupakan sosok memiliki kesaktian tingkat tinggi bahkan ada sumber yang menyebut bahwa Klampis Ireng dikaitkan dengan pedepokan Karangkadempel. Jadi, sebelum lurah Semar atau eyang Ismaya muksa ke gunung Tidar Magelang, lurah Semar lebih dulu mendirikan pedepokan yang dinamakan pedepokan Karangkadempel klampis Ireng.

BACA JUGA:Apakah di Surga Masih Ada Rokok, Berikut Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Konon disini dulu juga terdapat pohon Klampis Ireng yang sangat langka karena pada umumnya pohon klampis berwarna coklat. Karena Klampis Ireng ini merupakan tempat petilasan lurah Semar atau Eyang Ismaya yang merupakan tokoh yang memiliki kelebihan supranatural tingkat tinggi oleh karena itulah tempat ini menjadi tempat yang dikeramatkan.



Jika kamu berkunjung kesini ada beberapa larangan yang tidak boleh kamu lakukan di tempat ini. Beberapa larangan yang ada di Klampis Ireng adalah tidak boleh berlaku seenaknya, tidak boleh berbicara kotor serta tidak boleh mencuri kayu ditempat ini.

Jika larangan tersebut dilanggar konon, bisa terjadi sesuatu hal yang buruk terhadap orang yang mlanggar larangan tersebut. Meski menjadi tempat yang mistis, namun Klampis Ireng menjadi salah satu wisata religi yang telah terkenal diseluruh penjuru Indonesia.

BACA JUGA:Sungkan Keluar Rumah, Begini Cara Praktis Bayar Tagihan dan Beli Token Listrik PLN di Aplikasi DANA

Siapa sangka, tempat yang dianggap keramat ini ramai dikunungi warga. Terutama pada saat menjelang pemilihan umum (Pemilu) maupun pemilihan lurah. ‘’Musim Pemilu, atau pemilihan lurah, ramai orang ke sini. Kalau tidak bisa datang, biasanya orang kepercayaannya yang ke sini,’’ kata Minto, penjaga petilasan Klampis Ireng.

Setiap orang yang mendatangi Klampis Ireng ada tujuannya masing-masing. Lanjut Minto, mereka biasanya semedi di tempat-tempat khusus yang dirasa memiliki energi. Tidak sedikit yang meminta keberkahan dan kesejahteraan hidup.

BACA JUGA:Suka Solo Traveling? Ini Dia Tips Aman dan Nyaman Untukmu

Ketika masuk ke kawasan petilasan Klampis Ireng, ada gerbang yang di depannya ada dua patung Semar bercat hitam. Di atas gerbang itu bertuliskan ‘Petilasan Eyang Ismoyo’. Di dalam petilasan itu sejumlah pohon yang menambah suasana sejuk.

Di tengah hamparan pohon yang rindang ada sebuah gazebo yang menjadi tempat pengunjung melakukan berbagai ritual. Di dalam gazebo tersebut ada patung Semar atau Eyang Ismoyo. Gazebo itu juga dibalut kain berwarna hitam dan putih yang diganti setiap menjelang Suro. ‘’Malam Suro nanti bakal ramai. Biasanya sampai ratusan orang yang ke sini,’’ terangnya.


Selain bekerja sebagai penjaga petilasan, Minto juga salah satu pelaku ritual yang rutin semedi di Klampis Ireng. Ada pun hari khusus untuk doa hari tua yakni setiap Selasa Kliwon dan Jumat Legi. Selain itu, dia juga biasanya mengirim doa ke para leluhur.

BACA JUGA:Pencinta Anabul Merapat! Ini Perbedaan Kucing Anggora dan Persia

Pria berusia 38 tahun itu mengaku telah melakukan ritual di Klampis Ireng sejak berusia 25 tahun. Sebab, rumahnya dekat dengan petilasan dan memudahkannya untuk melakukan semedi. Selain untuk memohon dan berdoa, dia juga melakukan semedi untuk menguri-uri budaya kejawen. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: