Oka Ridiansyah: Mahasiswa Penggerak Edukasi Anti Hoaks untuk Pemilih Pemula

Oka Ridiansyah: Mahasiswa Penggerak Edukasi Anti Hoaks untuk Pemilih Pemula

Oka Ridiansyah-foto: istimewa-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Menjadi pemilih yang cerdas dalam Pilkada sangat penting, terutama bagi pemilih pemula yang perlu menghadapi maraknya berita hoaks.

Oka Ridiansyah (22), mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu, berperan aktif dalam upaya memerangi berita hoaks. Oka telah menjadi relawan di Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Wilayah Bengkulu sejak 2022, sebuah organisasi yang fokus pada edukasi dan pemberantasan hoaks.

Mafindo memiliki misi untuk mendorong masyarakat agar menggunakan internet secara positif. "Organisasi ini bertujuan membantu masyarakat berperan aktif dalam penggunaan internet dengan cara yang positif," jelas Oka ketika berbicara tentang perannya di Mafindo.

Oka tertarik untuk bergabung setelah diperkenalkan oleh salah satu dosennya dalam perkuliahan. "Sebagai seseorang yang suka berorganisasi, saya merasa tertarik dan langsung mendaftar," ujarnya.


Tularnalar merupakan program pendidikan kebangsaan yang menyasar pemilih pemula, khususnya mahasiswa dan pelajar-foto: istimewa-

BACA JUGA:Tantangan Pilkada Bermartabat di Era Digital: Mencegah Hoaks dengan Literasi

BACA JUGA:Deni Setiawan, Sosok di Balik Rumah Belajar Anak Yatim Dhuafa di Pesisir Bengkulu

Selama dua tahun, Oka telah berkontribusi dalam berbagai program edukasi yang diselenggarakan oleh Mafindo, seperti Tularnalar dan Cek Fakta.

Tularnalar merupakan program pendidikan kebangsaan yang menyasar pemilih pemula, khususnya mahasiswa dan pelajar. Salah satu kegiatan yang diadakan di Universitas Bengkulu sukses menarik 100 mahasiswa dari berbagai universitas. "Program ini bertujuan memberikan pengetahuan tentang pentingnya melawan hoaks kepada generasi muda," kata Oka.


Oka juga aktif dalam program Akademi Digital Lansia (ADL), yang fokus memberikan edukasi kepada ibu-ibu dan kalangan lanjut usia-foto: istimewa-

Selain Tularnalar, Oka juga aktif dalam program Akademi Digital Lansia (ADL), yang fokus memberikan edukasi kepada ibu-ibu dan kalangan lanjut usia. "Edukasi kepada lansia sangat penting karena mereka rentan menjadi target penyebaran hoaks," jelas Oka. ADL memberikan informasi praktis tentang cara mengenali dan menghindari hoaks di internet.

BACA JUGA:Universitas Bengkulu Tingkatkan Keterampilan Digital Pengrajin Kopi Pare

BACA JUGA:Peningkatan Kualitas Pendidikan: PKM Kolaborasi Jurnalistik UNIB dan UIN Batu Sangkar

Dalam kegiatannya, Oka sering menghadapi tantangan berkomunikasi dengan peserta dari berbagai latar belakang. "Di Akademi Digital Lansia, ibu-ibu sangat aktif bertanya, tetapi banyaknya pertanyaan kadang membuat saya kewalahan menjawab," ungkapnya. Di program sekolah kebangsaan, tantangannya berbeda. "Saya harus mendorong peserta agar lebih aktif terlibat dalam diskusi," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: