Tantangan Pilkada Bermartabat di Era Digital: Mencegah Hoaks dengan Literasi

Tantangan Pilkada Bermartabat di Era Digital: Mencegah Hoaks dengan Literasi

Talkshow dan Deklarasi Pilkada Bermartabat di Era Digital yang digelar di salah satu hotel di Kota Bengkulu, Selasa (08/09/2024).-(foto: Rajman)-

BACA JUGA:Masa Kampanye, Propam Polda Bengkulu Ingatkan Personel Bijak Gunakan Medsos dan Netral di Pilkada

Sementara itu, Dr. Gushevinalti M.Si, Koordinator Wilayah Mafindo Bengkulu, membahas tentang tingginya penggunaan media sosial di Indonesia yang mempengaruhi penyebaran hoaks. Berdasarkan data Mafindo, 77% masyarakat Indonesia menggunakan internet dan 68% di antaranya aktif di media sosial. Menjelang Pilkada 2024, platform TikTok menjadi media yang paling banyak menyebarkan hoaks, menggeser Facebook yang sebelumnya mendominasi.

"Perubahan perilaku masyarakat dalam mengakses media sosial beralih ke TikTok, terutama karena konten audio-visual dan teks pendek yang lebih disukai pengguna, terutama pemilih pemula. Hal ini menjadi tantangan dalam menanggulangi penyebaran hoaks di platform tersebut," jelas Gushevinalti.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu ini juga menyatakan bahwa hoaks sering muncul menjelang peristiwa politik besar, seperti pemilu atau Pilkada, serta saat krisis seperti pandemi. Oleh karena itu, kolaborasi berbagai pihak, termasuk Mafindo, Bawaslu, dan KPU, diperlukan untuk memerangi informasi palsu.

Relawan Mafindo, Iyud Dwi Mursito M.I.Kom, juga menyampaikan bahwa tugas utama Satgas Pemilu Mafindo adalah memantau penyebaran hoaks selama pemilu dan Pilkada. Saat ini, TikTok menjadi platform yang paling banyak digunakan oleh pemilih pemula, sehingga menjadi target utama para buzzer untuk menyebarkan informasi yang mempengaruhi pilihan politik mereka.

"Kami terus melakukan upaya literasi digital agar masyarakat, terutama pemilih pemula, dapat membedakan antara informasi yang valid dan hoaks. Salah satu cara mendeteksi hoaks adalah dengan melihat ciri-cirinya, seperti judul yang bombastis dan sumber informasi yang tidak jelas," terang Iyud.

Dengan literasi digital yang baik, diharapkan masyarakat Bengkulu dapat lebih kritis dalam menerima informasi, sehingga Pilkada 2024 dapat berlangsung aman dan bermartabat. Melalui kolaborasi berbagai pihak, kondusifitas daerah bisa terjaga di era digital ini.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: