HONDA BANNER
BPBDBANNER

Pertunjukan Ikan-Ikan di Bulan Muharram: Konstelasi Nilai Budaya dan Tantangan

Pertunjukan Ikan-Ikan di Bulan Muharram: Konstelasi Nilai Budaya dan Tantangan

Pertunjukan Ikan-ikan dalam Festival Tabut 2025 di kota Bengkulu Dok, 04/07/2025- (foto: Penulis)-

Sejurus MC menyebutkan undian, jenis hewan, dan nama kelurahan, serentak pula kemudian para pemusik membunyikan alat mereka, sebagai awalan pertunjukan. Suara yang mengalun dan penuh penghayatan, ala irama melayu, penyanyi pun melontarkan salam khas pertunjukan ikan-ikan kepada para penonton.

“Assalamualaikum....Kami ucapkan....kepada ibu bapak....hadirin sekalian....kami bermain....harap didengarkan.....salah dan khilaf......mohon dimaafkan....” Harmonisasi gerak dari para penari, figur nelayan, beserta replika ikan raksasa yang digendong mengejawantahkan salam penyanyi. Wajah panggung penuh warna, dari kemilau songket dan baju kurung para peserta yang terpancar lampu sorot. Begitu pula kelap-kelip lampu hias, di sekujur replika ikan yang menjadi sorotan penonton.

Bingkai pertunjukan seni yang acapkali mencuat sesaat dalam mozaik Festival Tabut. Seolah menjadi kerinduan tahunan bagi masyarakat Bengkulu dalam bulan Muharram.

Pertunjukan Ikan-ikan harum dikenal sebagai ‘permainan rakyat’. Bagaimana tidak, menjelang Muharram, beberapa masyarakat kota Bengkulu di bawah panji tiap kelurahan, menyibukkan diri dengan persiapan untuk menyambut ajang perlombaan. Mulai dari menyusun konsep karya, pembuatan replika ikan, hingga proses kreatif garapan lagu dan tari. Sebuah momen integrasi budaya dalam payung kompetisi antar kelurahan yang menghilir ke panggung perlombaan Festival Tabut nantinya. 

Mencuat pertanyaan dalam benak, saat kita menyaksikan kesenian ikan-ikan yang hanya berhiruk-pikuk dari 1 hingga 10 Muharram. Bagaimana kesenian ini begitu melekat dalam momentum perayaan “Tabot” yang notabene merupakan produk akulturasi dari budaya Syiah?, apakah spirit budaya yang seakan menjadi artifisial untuk merespons momentum komodifikasi Festival Tabut belaka?, atau menjadi sebuah kearifan lokal masyarakat Bengkulu?

BACA JUGA:OPINI: Transparansi Pengungkapan Kasus Ferdi Sambo Dimata Publik

BACA JUGA:OPINI: Jurnalisme Otomatis dan Masa Depan Media Berita

Menggiat dari rumah ke rumah, menjelma menjadi peserta ke peserta

Menjadi tradisi, ketika masyarakat Bengkulu menyambut mengenang wafatnya cucu nabi Muhammad SAW, dengan sebutan perayaan Tabot (sebutan lokal) yang populer di kalangan masyarakat. 

Tradisi yang mengakar seiring masuknya agama Islam dan berkembang hingga hari ini di antara masyarakat Bengkulu yang menganut paham Ahlussunnah wal Jama’ah, pada akhirnya membentuk corak akulturasi dan asimilasi. Kesenian Ikan-ikan salah satu bentuk corak budaya Tabut yang dihasilkan masyarakat Bengkulu sebagai masyarakat rumpun melayu

Napak tilasnya barangkali sulit diketahui, kapan kesenian ikan-ikan hidup di kalangan masyarakat Bengkulu. Namun, observasi Feener yang dilakukan pada penghujung abad 20 dan setelahnya, sedikit-banyak memberikan riwayat kesenian Ikan-ikan dalam budaya Tabut.

Feener dalam penelitiannya, menyebutkan bahwa adanya kesibukan rombongan yang menampilkan tarian ikan dan burung dengan di arak mengelilingi pemukiman masyarakat Bengkulu. Para rombongan ini membawakan sebuah patung besar yang terbuat dari rangka bambu dan kertas. Bentuknya berupa  burung atau ikan yang menutupi kepala dan badannya ketika menari.

Lengkap dengan musik iringan gendang, lonceng, biola, atau seruling. Manakala mereka mendapati rumah seorang donatur, mereka berhenti dan melakukan pertunjukan yang semakin riuh. Pertunjukan ini sebagai bentuk penggalangan dana yang dialokasikan dalam proses pembuatan bangunan Tabut (Feener, 1999, 2015).

Demikian pula informasi dari Feener tersebut, serupa dengan cerita yang dicurahkan bagi masyarakat Bengkulu yang mengingat sekarang. Bahkan dari cerita masyarakat, adanya keterlibatan beberapa  pria yang sengaja berdandan dan berperilaku menyerupai perempuan dalam konteks jenaka pada saat penampilan. Sehingga nuansa humor ikut membaur dalam kenangan kolektif pertunjukan Ikan-ikan dahulu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: