Mengapa Transplantasi Ginjal Terkesan Mahal? Ini Alasannya

Mengapa Transplantasi Ginjal Terkesan Mahal? Ini Alasannya

Ilustrasi operasi transplantasi ginjal-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

Besaran pengeluaran tindakan transplantasi ginjal sering kali menjadi pertimbangan seseorang untuk memutuskan menjalani transplantasi ginjal. 

Untuk di Indonesia, rata-rata mencapai ratusan juta rupiah. Tentu saja nominal ini terdengar mahal. Meski demikian, keuntungan yang didapatkan sangatlah sepadan mengingat transplantasi ginjal yang berhasil dapat membuat kualitas hidup pasien menjadi jauh lebih baik.

Perlu diketahui juga, penanganan khusus transplantasi ginjal tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor berikut ini:

1. Metode dan teknologi yang digunakan

Transplantasi ginjal tidak lepas dari faktor penemuan teknologi yang berperan besar dalam prosedur operasi. Sejak pertama kali ditemukan hingga kini, teknologi transplantasi ginjal sudah berkembang pesat.

BACA JUGA:Waspada, Mari Kenali 8 Gejala Asma Pada Bayi

BACA JUGA:Pahami, Inilah Pertolongan Pertama Pada Asma

Ilmu medis dalam pencegahan dan pengobatan terhadap penolakan tubuh pada ginjal donor juga berkembang sangat pesat. Kini obat-obatan yang bisa dikonsumsi pasien setelah menjalani transplantasi berupa imunosupresan yang dapat mencegah reaksi penolakan pasca transplantasi organ ginjal.

Sayangnya, saat ini belum banyak rumah sakit yang memiliki alat transplantasi ginjal dan teknologi reagen HLA. Teknologi reagen HLA adalah teknologi yang dapat menguji kecocokan antara pendonor dan penerima ginjal sebelum dilakukannya prosedur transplantasi.

2. Kualitas hidup pasien yang menjadi jauh lebih baik

Memang, cuci darah (hemodialisis) terkesan lebih terjangkau dibanding transplantasi ginjal. Pasalnya biaya cuci darah saat ini berkisar ratusan ribu hingga jutaan untuk satu kali sesi.

Untuk penanganan gagal ginjal kronis, sekiranya dibutuhkan 2-3 kali sesi cuci darah dalam sepekan. Jika diperhitungkan lebih rinci, keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk cuci darah dapat mencapai ratusan juta dalam waktu 5 tahun.

BACA JUGA:Agar Tidak Mudah Kambuh, Begini Pola Hidup Bagi Penderita Asma

BACA JUGA:Begini Tips Posisi Tidur Bagi Penderita Asma

Pasien cuci darah pun memiliki tingkat risiko infeksi yang lebih tinggi karena kateter cuci darah yang digunakan terus menerus dapat menjadi salah satu jalur masuknya penyakit infeksi dari bakteri dan virus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: