Mengapa Transplantasi Ginjal Terkesan Mahal? Ini Alasannya

BENGKULUEKSPRESS.COM - Pasien dengan penyakit gagal ginjal kronis, membutuhkan penanganan yang serius dan jangka panjang.

Berbagai faktor seperti kesiapan mental, fisik, dan finansial untuk mengatasi penyakit gagal ginjal kronis pun menjadi dilema tersendiri mengingat kemampuan finansial setiap orang berbeda.

Saat ini terdapat dua cara penanganan gagal ginjal kronis yang disarankan. Yakni cuci darah (hemodialisis) dan transplantasi ginjal.

Namun, masih banyak yang mempertanyakan, manakah di antara dua penanganan tersebut yang lebih baik? Juga aspek apa saja yang perlu diperhitungkan dalam prosedur transplantasi ginjal?

Secara umum, penanganan kasus gagal ginjal dapat dilakukan dengan metode cuci darah dan transplantasi ginjal.

BACA JUGA:Mengenal Lazarus Syndrome, Hidup Kembali setelah Dinyatakan Meninggal

BACA JUGA:Mengenal Thanatophobia, Ketakutan Berlebih terhadap Kematian

Pada kasus gagal ginjal kronis, hemodialisis atau cuci darah harus dilakukan seumur hidup karena menggantikan fungsi organ ginjal, yaitu untuk menyaring zat-zat racun dan limbah dalam tubuh, bukan untuk menyembuhkan penyakitnya.

Sementara itu, transplantasi ginjal adalah langkah medis yang dilakukan hanya 1 kali dan menjadi langkah terbaik saat ini untuk menangani gagal ginjal kronis.

Dengan transplantasi, ginjal yang rusak akan diganti dengan ginjal sehat dari pendonor, hal ini dapat membantu perpanjangan usia hidup bagi penderita gagal ginjal stadium akhir.

Kedua penanganan ini membutuhkan proses yang panjang. Namun, untuk transplantasi ginjal dibutuhkan penanganan khusus mulai dari proses pemeriksaan awal, operasi, hingga pemeriksaan pasca operasi. Penanganan khusus inilah yang membuat transplantasi ginjal terkesan lebih mahal.

BACA JUGA:Mati Suri, Sebuah Mitos atau Memang Fakta?

BACA JUGA:Wajib Tahu, Inilah Mitos dan Fakta Seputar Penyakit Asma

Mengapa Transplantasi Ginjal Terkesan Mahal?

Sumber: