Seperti Apa Proses Kuret? Begini Prosedur dan Efek Sampingnya!

Seperti Apa Proses Kuret? Begini Prosedur dan Efek Sampingnya!

Tenaga medis dapat melakukan kuret dan histeroskopi untuk melakukan diagnosis terhadap pendarahan yang tidak dapat dijelaskan.--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Apakah kamu pernah dengar tentang prosedur kuret? kuret merupakan proses pembedahan singkat yang menyebabkan serviks melebar. Dalam proses ini, akan digunakan instrumen khusus untuk mengikis lapisan rahim.

Sebelum melakukan kuret, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui, termasuk prosedur dan efek sampingnya. Nah, agar lebih paham, baca sampai selesai artikel ini untuk tahu proses kuret seperti apa dan alasan melakukan kuret.

BACA JUGA:Agar Asam Lambung, Maag, hingga GERD Tak Mudah Kambuh, dr Zaidul Akbar: Lakukan 5 Cara ini

Kuret merupakan prosedur untuk mengangkat jaringan dari dalam rahim. Proses ini memungkinkan untuk mendiagnosis dan mengobati kondisi rahim tertentu.

Seperti pendarahan hebat atau membersihkan lapisan rahim setelah mengalami keguguran. Proses kuret dilakukan dengan menggunakan alat bedah yang disebut kuret untuk membuka bagian bawah rahim yang sempit.Kuret dilakukan dengan melakukan dua langkah utama, yaitu pelebaran dan kuret.

Pelebaran bagian bawah rahim untuk menyisipkan instrumen. Dokter akan memasukkan laminaria ke dalam lubang atau menggunakan obat untuk melunakkan serviks dan membuatnya melebar.Kuret melibatkan pengikisan lapisan dan mengeluarkan isi rahim dengan alat yang bernama kuret. Dokter juga dapat memakai kanula untuk menyedot sisa isi rahim. Hal ini bisa mengakibatkan kram. Sampel jaringan akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.

BACA JUGA:Vidyadhara, Sosok yang Sering Dikaitkan dengan Pasangan Manusia di Surga

Terkadang prosedur lain juga dilakukan bersama dengan prosedur kuret. Misalnya, dokter mungkin merekomendasikan disebut histeroskopi untuk menghilangkan polip atau fibroid. Kamu mungkin perlu melakukan kuret karena alasan tertentu, seperti:

1. Mendiagnosis suatu kondisi
Jika informasi lebih lanjut mengenai kondisi rahim diperlukan, tenaga kesehatan kemungkinan akan merekomendasikan kuret, yang biasanya dilakukan di ruang operasi. Proses kuret dilakukan untuk mendiagnosis pendarahan uterus abnormal, fibroid, polip, hormon yang tidak seimbang, maupun kanker rahim.

2. Mengobati suatu kondisi
Saat melakukan kuret untuk mengobati suatu kondisi, tenaga medis akan mengeluarkan isi dari dalam rahim, bukan hanya sampel jaringan kecil. Hal ini dilakukan untuk:

Mencegah infeksi atau pendarahan hebat dengan membersihkan jaringan yang tersisa di rahim setelah kegugura. Menghilangkan tumor. Mengatasi pendarahan yang berlebihan setelah melahirkan dengan membersihkan plasenta yang tersisa di dalam rahim. Menghilangkan polip serviks atau rahim, yang biasanya tidak bersifat kanker (jinak).

BACA JUGA:Inilah Kisah Dewa dan Dewi Hujan dari Berbagai Mitologi Dunia

Prosedur melakukan kuret, yaitu:
1. Kamu akan menerima anestesi. Pilihan anestesi yang digunakan tergantung pada alasan kuret dilakukan dan riwayat kesehatan.
2. Kamu akan berbaring dengan tumit yang bertumpu pada penyangga.
3. Tenaga medis akan memasukkan alat yang disebut dengan spekulum ke dalam vagina untuk melihat kondisi serviks.
4. Tenaga medis akan melebarkan serviks secara perlahan sampai terbuka.
5. Tenaga medis akan memasukkan instrumen berbentuk sendok dengan ujung yang tajam yang bernama kuret untuk menghilangkan jaringan rahim.

Efek samping dari kuret yang bisa berlangsung selama beberapa hari, yaitu:
Kram ringan
Bercak atau pendarahan ringan
Mual atau pusing karena efek dari penggunaan bius

BACA JUGA:Kisah Burung Phoenix yang Legendaris, Ada Makna Mengerikan!

Komplikasi dari kuret sebenarnya jarang terjadi. Namun, ada beberapa risiko yang mungkin bisa terjadi, meliputi:

1. Perforasi rahim
Hal ini terjadi ketika alat bedah membuat lubang di rahim. Hal tersebut lebih sering terjadi pada wanita yang baru saja hamil dan yang telah mengalami menopause.Biasanya, perforasi akan sembuh dengan sendirinya. Namun, jika pembuluh darah atau organ lain terdapat kerusakan, diperlukan prosedur lain untuk memperbaikinya.

2. Kerusakan pada serviks
Jika serviks robek selama kuret, tenaga medis akan memberikan obat-obatan untuk menghentikan pendarahan atau menutup lukanya dengan jahitan.

BACA JUGA:PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia Buka Lowongan Kerja Bagi Lulusan SMK

3. Jaringan parut pada dinding rahim
Jaringan parut pada dinding rahim juga dikenal sebagai sindrom Asherman. Sindrom ini lebih berpotensi terjadi ketika kuret dilakukan setelah keguguran atau melahirkan.

4. Infeksi
Komplikasi setelah melakukan proses kuret juga berisiko menyebabkan infeksi setelah kuret. Risiko Meskipun begitu, infeksi setelah kuret jarang terjadi.

Kapan harus ke dokter?
Segera ke dokter jika kamu mengalami beberapa hal berikut ini.
1. Pendarahan yang cukup berat sehingga kamu perlu sering mengganti pembalut setiap jam
2. Merasa pusing dalam waktu yang sangat lama
3. Demam
4. Mengalami kram yang berlangsung lebih dari 48 jam
5. Rasa sakit yang semakin parah
6. Keluarnya cairan yang berbau busuk dari miss V

BACA JUGA:Amalkan Amalan Mudah Ini, Gus Baha: Bisa Membuat Rezeki Melimpah

Kuret adalah prosedur untuk mengangkat jaringan rahim. Tenaga medis dapat melakukan kuret dan histeroskopi untuk melakukan diagnosis terhadap pendarahan yang tidak dapat dijelaskan.Prosedur ini juga perlu dilakukan setelah mengalami keguguran. Jika kamu mengalami keguguran atau mengalami pendarahan, kamu bisa membicarakannya dengan tenaga medis untuk mengetahui apakah kamu memerlukan prosedur kuret.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: