Ketika Kucing Memenangkan Pertempuran Pelusium
Kucing sangat dihormati di Mesir kuno, hukuman bagi yang seseorang yang berani membunuh kucing adalah kematian. --
Pada abad ke-7 SM, Kekaisaran Asyur runtuh dan Mesir memperoleh kembali sebagian besar kemerdekaannya. Meskipun bangsa Asyur telah diusir dari negara tersebut, Mesir tidak memiliki sumber daya untuk menahan kedatangan bangsa Persia.
BACA JUGA:Cara Top Up Saldo Flazz BCA Lewat Indomaret dan Alfamart Dengan Mudah
Cambyses II & Amasis
Cambyses II dari Persia setelah memenangkan pertempuran Pelusium pada tahun 525 SM, menangkap Psamtik III dari Mesir dan menaklukkan Mesir. Cambyses II dari Persia setelah memenangkan pertempuran Pelusium pada tahun 525 SM, menangkap Psamtik III dari Mesir dan menaklukkan Mesir. Firaun Amasis dari Dinasti ke-26 adalah salah satu penguasa terbesar pada periode ini. Ia berhasil mengembalikan sebagian kejayaan dan prestise militer Mesir. Namun ia harus menghadapi invasi Persia setelah menghina Cambyses II.
“Cambyses II telah menulis surat kepada Amasis untuk meminta salah satu putrinya sebagai istri, tetapi Amasis, yang tidak ingin memenuhinya, mengirim putri pendahulunya, Apries,” kata Mark. Wanita muda itu merasa terhina dengan keputusan tersebut. Ketika dia tiba di istana Cambyses II, dia mengungkapkan identitas aslinya. Cambyses II menuduh Amasis mengirimkan 'istri palsu' dan mengerahkan pasukannya untuk berperang.
BACA JUGA:Akan Usung Bingkai Titanium, Galaxy S24 Ultra Bakal Mirip iPhone 15
Meletusnya Pertempuran Pelusium
Sebelum perang benar-benar terjadi, Amasis meninggal dan meninggalkan negara itu di tangan putranya, Psammetichus III. Psammetichus III adalah seorang pemuda yang sebagian besar hidup di bawah bayang-bayang pencapaian besar ayahnya. Ia hampir tidak diperlengkapi untuk menangkis kekuatan musuh. Meskipun demikian, ketika mendengar berita mobilisasi Persia, dia melakukan yang terbaik untuk membangun pertahanan serta mempersiapkan diri untuk berperang.
Dengan berbagai strategi yang telah disiapkan, Firaun muda yang baru memerintah selama enam bulan pada saat itu merasa yakin bahwa ia dapat menangkis serangan lawan. Namun, apa yang tidak diperhitungkan oleh Psammetichus III adalah kelicikan Cambyses II.
BACA JUGA:Ini Dia Rekomendasi Model Jaket Denim yang Cocok Dipakai Wanita
Penulis abad ke-2 Masehi, Polyaenus, menggambarkan pendekatan Cambyses II dalam bukunya. Polyaenus menceritakan bagaimana orang Mesir berhasil menahan laju Persia ketika Cambyses II tiba-tiba mengubah taktik. Raja Persia, yang mengetahui penghormatan orang Mesir terhadap kucing, meminta gambar Bastet dilukis di perisai tentaranya. Selain itu, "di depan garis depan pasukannya terdapat anjing, domba, kucing, burung ibis, dan hewan apa pun yang disayangi oleh orang Mesir."
Orang-orang Mesir di bawah Psametik III, melihat dewi kesayangan mereka sendiri di atas perisai musuh, dan takut untuk bertempur agar tidak melukai hewan-hewan yang digiring. Dikatakan bahwa Cambyses II, setelah pertempuran, melemparkan kucing ke wajah orang-orang Mesir yang kalah sebagai ejekan. Dengan demikian berakhirlah kedaulatan Mesir karena dicaplok oleh Persia dan, selanjutnya, berpindah tangan beberapa kali sebelum akhirnya menjadi provinsi Roma. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: