Waspada Modus Penipuan Saat Mudik Lebaran

Waspada Modus Penipuan Saat Mudik Lebaran

--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Hari Raya Idul Fitri menjadi momen penting banyak orang untuk melakukan aktivitas mudik Lebaran ke kampong halaman Menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri dan seiring pencabutan PPKM, Kementerian Perhubungan memperkirakan sekitar 80 juta orang akan melakukan mudik Lebaran.

Di sisi lain, para penipu melihat ini sebagai peluang mudik Lebaran adalah saat yang menguntungkan untuk dieksploitasi, terutama melalui social engineering dan phishing.

Regional Vice President, ASEAN, Palo Alto Networks Steven Scheurmann mengatakan, para penipu kerap kali memanfaatkan keinginan orang untuk bepergian serta keinginan mereka untuk mudik dengan harga yang terjangkau.

BACA JUGA:Pesan Ustadz Adi Hidayat Amalkan Doa ini Saat Mudik Lebaran

BACA JUGA:Tips PLN Amankan Listrik Rumah Agar Mudik Tenang dan Nyaman

Modus Penipuan Mudik Lebaran

Menurut Steven, ada tiga modus penipuan yang paling umum terjadi saat menjelang mudik Lebaran. Berikut modus yang dilakukan para pelaku penipuan:

1. Penggunaan domain dan URL berbahaya yang meniru jenama dan situs web terkenal.

2. Phishing email/SMS/pesan WhatsApp kepada pengguna untuk mengelabui mereka agar mengunduh lampiran atau file APK berbahaya.

Selain itu, pesan-pesan ini juga dapat mengarahkan pengguna agar mengeklik tautan ke laman situs web atau lampiran berbahaya tertentu. Para pelaku ancaman biasanya menggunakan pesan-pesan yang mendesak pengguna (seperti menagih biaya yang belum dibayar), atau membangkitkan emosi pengguna.

BACA JUGA:Ini Dia Jenis-jenis Kendaraan yang Dilarang Melintas Saat Mudik Lebaran 2023!

BACA JUGA:Ini Dia Rekomendasi Mobil Buat Perjalanan Mudik 2023 Bersama Keluarga

3. Menawarkan layanan “agen travel bayangan”, dimana para penipu akan menawarkan layanan pemesanan perjalanan dengan harga sangat terjangkau melalui berbagai platform media sosial.

Sementara para wisatawan mentransfer sejumlah uang ke “agen travel bayangan”, “agen” tersebut kemudian membayar penyedia layanan travel yang sebenarnya, seperti hotel atau maskapai penerbangan, dengan informasi pembayaran yang dicuri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: