Pemprov Bengkulu Komitmen Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca

Pemprov Bengkulu Komitmen Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca

Sosialisasi rancangan target migrasi perhutanan sosial Indonesia 's Fokus Net Sink 2030-(foto: tri yulianti/bengkuluekspress.disway.id)-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menjadi salah satu komitmen Pemerintah Provinsi Bengkulu. Penurunan Emisi GRK itu dilakukan agar Forestry and Other Land Use (FOLU)/Kehutanan dan Penggunaan Lahan lainnya, akan mencapai kondisi Net Sink pada tahun 2030.

Diungkapkan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, FOLU Net Sink 2030 merupakan program dari Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dalam upaya pengurangan emisi GRK. 

Dalam memenuhi hal tersebut, Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama Kementerian-LHK akan mengintegrasikan Rencana Kerja ke dalam program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.

Ini merupakan sebuah pendekatan dan strategi yang menargetkan tingkat serapan emisi sektor FOLU yang berimbang atau lebih tinggi dari pada tingkat emisinya (Netsink) pada tahun 2030.

BACA JUGA:Soal Pencalonan DPD RI, Begini Kata Rahiman Dani Usai Jadi Korban Penembakan

BACA JUGA:Ada Bantuan Pusat Rp 8 Miliar, Pemkot Bengkulu Bakal Rehab dan Bangun Pasar Baru

"Secara garis besar, program ini hadir untuk menurunkan emisi GRK dengan cara mengendalikan perubahan iklim yang kian cepat mencegah pencemaran lingkungan, penebangan pohon, dan kebakaran hutan dan lahan. Untuk mengimplementasikan rencana operasional tesebut, Kementerian-LHK melakukan sosialisasi di sejumlah wilayah, termasuk Bengkulu," ujar Rohidin, Rabu (8/2/2022).

Lanjutnya, sebelum Kementerian LHK menggagas FOLU Net Sink 2030, pihaknya di Bengkulu telah berkontribusi dalam penurunan emisi GRK di Bengkulu. Salah satunya melalui berbagai kegiatan di sektor yang strategis seperti pada sektor kehutanan, pertanian, transportasi, pengelolaan limbah, serta kelautan dan pesisir.

"Banyak hal yang telah kita lakukan dalam upaya menurunkan emisi GRK diantaranya pada sektor kelautan dan pesisir yakni melakukan aksi mitigasi penanaman mangrove di wilayah pesisir, kemudian sektor hutan dalam aksi reklamasi dan reboisasi, dan sektor pertanian dalam pelibatan masyarakat dalam perhutanan sosial," sambungnya.

Rohidin berharap, upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu tersebut bisa menurunkan emisi GRK sekaligus mampu memberikan dampak ekonomi bagi daerah. Sebab ketika emisi GRK menjadi rendah, maka kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik dan lancar.

"Tentu saja harapan kita ekonomi semakin baik, lingkungan semakin aman dan nyaman," tambah Rohidin.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL), Dr Ir Agus Justianto mengungkapkan, Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 adalah sebuah kondisi yang ingin dicapai dimana tingkat serapan emisi GRK dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan pada tahun 2030 akan seimbang atau bahkan lebih tinggi dari tingkat emisi. 

Hal itu berkenaan pada sektor kehutanan memiliki porsi terbesar di dalam target penurunan emisi gas rumah kaca, yakni berkontribusi sekitar 60% dalam pemenuhan target netral karbon atau net-zero emission.

"Kita sudah sosialisasikan program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 ke sejumlah daerah di Indonesia dan Bengkulu mendapatkan giliran pada tahun 2023 ini, kita harap dari sosialisasi ini Provinsi Bengkulu bisa ikut berperan dalam mewujudkan penurunan emisi GRK," paparnya di Bengkulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: