HONDA BANNER
BPBD

Potensi Cuaca Ekstrem dan Bibit Siklon, Senator Destita Imbau Masyarakat Bengkulu untuk Waspada

Potensi Cuaca Ekstrem dan Bibit Siklon, Senator Destita Imbau Masyarakat Bengkulu untuk Waspada

Senator asal Bengkulu, Apt Destita Khairilisani -foto: istimewa -

BENGKULUEKSPRESS.COM  – Anggota DPD/MPR RI Dapil Bengkulu, apt. Destita Khairilisani, S.Farm., M.S.M, mengimbau masyarakat di Provinsi Bengkulu untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, curah hujan tinggi, dan ancaman bencana hidrometeorologi pada Desember hingga Februari mendatang.

Peringatan ini disampaikan Destita merespons paparan resmi Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, belum lama ini.

Dalam paparannya, BMKG menegaskan bahwa wilayah selatan Indonesia, termasuk Bengkulu, berada dalam fase rawan terbentuknya bibit siklon tropis.

Menurut Kepala BMKG, periode November–Februari menjadi fase yang perlu dicermati secara serius.

"Sejak kita masuk Desember, ada ancaman terbangkitnya bibit siklon di perairan selatan Indonesia. Mulai dari Bengkulu, Sumatera bagian selatan, selatan Pulau Jawa, Bali–Nusa Tenggara, Maluku hingga Papua Tengah dan Papua Selatan. Daerah-daerah ini rawan bibit siklon yang dapat berkembang menjadi siklon tropis dan memicu curah hujan tinggi, bencana hidrometeorologi, serta gelombang tinggi,” jelas Faisal.

BACA JUGA:BMKG Minta Bengkulu Waspadai Bibit Siklon Tropis Akhir Tahun 2025

BACA JUGA:Cuaca Bengkulu Membaik, Namun BMKG Tetap Ingati Warga Waspadai Potensi Bencana Hidrometeorologi

Destita menegaskan peringatan dari BMKG tersebut harus ditindaklanjuti dengan langkah konkret di tingkat daerah.

Apalagi BMKG merinci bahwa Indonesia memiliki rekam jejak kejadian siklon tropis yang berdampak besar, seperti Siklon Cempaka (2017) di selatan Jawa, Siklon Roja (2021) di perairan NTT, dan Siklon Senyar (2025) yang muncul di Selat Malaka setelah 24 tahun tidak terjadi di wilayah tersebut.

"Peringatan ini bukan hal sepele. Bengkulu menjadi salah satu daerah yang masuk zona rawan bibit siklon. Pemerintah daerah, BPBD, hingga perangkat desa harus meningkatkan kesiapsiagaan. Masyarakat juga perlu memperbarui informasi cuaca dan menghindari aktivitas berisiko di wilayah pesisir maupun aliran sungai,” tegas Anggota Komite III itu.

Apoteker lulusan Universitas Indonesia itu menambahkan, dengan kemungkinan munculnya siklon kategori lebih kuat di wilayah padat penduduk, mitigasi dini sangat krusial.

"Kesiapsiagaan harus disiapkan mulai sekarang. Pastikan jalur evakuasi, kesiapan logistik, hingga sistem peringatan dini berjalan baik. Kita tidak boleh terlambat ketika potensi ancaman sudah diperingatkan,” ujarnya.

Destita juga mengajak masyarakat untuk tetap tenang namun waspada, serta memastikan informasi diperoleh dari sumber resmi seperti BMKG, BPBD, dan pemerintah setempat.

“Keselamatan warga adalah prioritas. Dengan kewaspadaan dan kesiapan sejak dini, kita bisa meminimalkan risiko saat cuaca ekstrem terjadi,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait