HONDA BANNER
BPBDBANNER

Usai Didemo Petani, Pemprov Bengkulu Bentuk Tim Reforma Agraria

Usai Didemo Petani,  Pemprov Bengkulu Bentuk Tim Reforma Agraria

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni usai menggelar rapat bersama dengan perwakilan mahasiswa, NGO, dan kelompok tani -foto: Annisa-

BENGKULUEKSPRESS.COM – Pemerintah Provinsi Bengkulu menindaklanjuti aspirasi masyarakat, khususnya kelompok petani, mahasiswa, serta organisasi masyarakat sipil terkait persoalan agraria dan konflik lahan perkebunan pasca didemo pada Rabu (24/9/2025) kemarin.

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni mengatakan, rapat bersama dengan perwakilan mahasiswa, NGO, dan kelompok tani telah menghasilkan kesepakatan pembentukan Tim Reforma Agraria Sejati Adil Gender

Ia menjelaskan, tim ini nantinya akan beranggotakan berbagai pihak yang sebelumnya menyampaikan aspirasi.

“Dari bahan-bahan ini nanti akan kita kumpulkan, kita bahas secara bersama. Setelah siap, tentu akan kita sampaikan kepada Gugus Tugas Reforma Agraria Provinsi Bengkulu sebagai bahan tindak lanjut,” jelas Herwan.

BACA JUGA:Usai Dirawat, Dua Balita Penderita Cacingan Diminta Tetap Jalani Pencegahan di Rumah

BACA JUGA:Demo Hari Tani di Bengkulu, Gubernur Helmi Hasan Janji Tindaklanjuti Aspirasi Petani

Herwan menegaskan, tim ini akan segera bekerja untuk menampung data dan laporan terkait persoalan pertanahan serta perkebunan di berbagai kabupaten atau kota. 

"Hasilnya diharapkan bisa menjadi pijakan pemerintah dalam menyelesaikan konflik lahan yang sudah lama berlangsung," sambungnya

Sementara itu, Riki Mahmudah dari Forum Petani Bersatu Seluma menyampaikan bahwa konflik lahan antara petani dengan perusahaan perkebunan, khususnya PT Sandabi Indah Lestari di Seluma, sudah berlangsung sejak 2011 namun belum menemukan titik terang.

“Sudah berulang kali kita ajukan ke GTRA maupun TORA, tapi belum ada penyelesaian signifikan. Padahal sejak 2019 sudah ada surat dari KSP yang menegaskan petani di dalam area konflik harus diikutsertakan, namun sampai sekarang tim penyelesaian konflik tidak pernah berjalan,” ungkap Riki.

Ia berharap dengan adanya pembentukan tim reforma agraria di bawah kepemimpinan Gubernur Bengkulu saat ini, permasalahan agraria bisa segera dituntaskan. 

“Harapan kami, tim ini betul-betul bekerja sehingga konflik lahan di provinsi Bengkulu dapat terselesaikan,” tandasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: