Mengenal Nuragianti Dewi Permatasari, Kembali ke Kampung Halaman dengan Tekad Mengubah Wajah Kota Bengkulu

Mengenal Nuragianti Dewi Permatasari, Kembali ke Kampung Halaman dengan Tekad Mengubah Wajah Kota Bengkulu

Nuragianti Dewi Permatasari-(istimewa)-

"Mewujudkan itu semua jika tidak sekarang, kapan lagi dan ayo bersama-sama merealisasikan nya, sehingga nantinya Kota Bengkulu menjadi Kota kebanggaan bersama-sama di masa mendatang," jelas Agi. 

Diketahyi, Agi yang dari kecil sudah bercita-cita ingin menjadi seorang Arsitek. Bahkan keinginan menjadi seorang Arsitek dengan bersekolah dibidangnya, bukannya di cari yang tingkat nasional, tetapi internasional, tepatnya di London Inggris. 

Bagaimana mewujudkannya, tentu Agi mempunyai tekad yang besar, dan diawali harus bisa berbahasa Inggris. Sedangkan untuk bisa berbahasa Inggris yang baik, tentu harus masuk ke sekolahnya.

BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Lanjutkan Program Bedah Rumah, Perkim Data 23 Unit Rumah

Bermodalkan bahasa Inggris yang masih amburadul, namun disertai tekad ditambah dorongan orang tua, Agi bersekolah di Internasional High School. 

"Dengan masih acak-acakan bahasa Inggris nya ketika itu, justru mendorong untuk terus belajar hingga bisa dan itu saya buktikan sendiri sampai akhirnya lancar berbahasa Inggris," ungkap Agi. 

Besarnya keinginan untuk menjadi seorang Arsitek di kala itu, dan sempat diragukan teman-temannya. 

Tapi menjawab tantangan tersebut, karena diyakini setiap orang itu bisa, dsaat itu, Agi langsung mendaftar sendiri ke Universitas di London. Lalu mengikuti serangkaian tes wawancara hingga akhirnya diterima dan menyelesaikan pendidikannya hingga Strata Dua (S2). 

Agi memilih perguruan tinggi itu, lantaran ada panutannya yakni, Zaha Hadid yang merupakan seorang Arsitek perempuan sukses. Mengingat menjadi seorang Arsitek itu tidak mesti laki-laki saja, namun perempuan juga bisa. Contohnya Zaha Hadid yang sukses.

BACA JUGA:Ketersediaan Sejumlah Komoditi di Bengkulu Terbatas, Ini Langkah TIPD Provinsi Bengkulu  

"Beliau (Hadid, red) adalah motivator saya untuk menjadi seorang Arsitek yang tidak sukses di tingkat nasional, namun juga internasional," kata Agi. 

Setelah lulus, awalnya Strata satu (S1), Agi sempat mengembangkan industri Arsiteknya di negeri orang itu, dan melanjutkan jenjang pendidikan S2-nya. Kemudian fokus pada pekerjaan dengan modal percaya diri dan dengan memiliki ide atau gagasan baru, akhirnya berhasil meyakinkan investor, sehingga mendapatkan project di Bali, Indonesia hingga "Sekarang saya harus bulak balik, London- Bali," demikian tutup Agi.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: