Hargo Dalem dan Kisah Prabu Brawijaya V Moksa di Gunung Lawu

Hargo Dalem dan Kisah Prabu Brawijaya V Moksa di Gunung Lawu

Prabu Brawijaya V memutuskan mundur dari dunia ramai dan menyepi ke puncak gunung Lawu bersama abdi setianya Ki Sabdo Palon.--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Gunung Lawu yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur menyimpan sederet kisah misteri. Salah satunya misteri petilasan Hargo Dalem di puncak Gunung Lawu yang diyakini sebagai tempat Prabu Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit moksa.

Kisah ini dipercaya sebagai akhir dari kejayaan Kerajaan Majapahit. Cerita ini bermula saat Prabu Brawijaya V diajak masuk Islam oleh Raden Fatah, Raja dari Kesultanan Demak Bintoro. Hal itu membuatnya gundah sampai akhirnya bermeditasi memohon petunjuk kepada Tuhan yang Maha Esa. Dikutip dari laman Indonesia.go.id, dalam semedinya itu, dia mendapat petunjuk bahwa Wahyu Kedaton akan dipindahkan ke Kerajaan Demak.

BACA JUGA:Prabu Angling Dharma! Raja Besar dari Kerajaan Malwapati

Singkat cerita , Prabu Brawijaya V memutuskan mundur dari dunia ramai dan menyepi ke puncak gunung Lawu bersama abdi setianya Ki Sabdo Palon. Saat berada di puncak Lawu mereka bertemu dengan dua kepala dusun setia, yaitu Dipa Menggala dan Wangsa Menggala.

Sebagai abdi dalem yang setia dua orang itu pun tak tega membiarkan tuannya pergi begitu saja. Mereka pun ikut pergi bersama Prabu Brawijaya V ke puncak Gunung Lawu.


Hargo Dalem
Sesampainya di puncak, Prabu Brawijaya V atau Bhre Kertabhumi pun kembali bertapa. Pertapaan itu kini dikenal dengan puncak Hargo Dalem. Sementara itu Ki Sabdo Palon sang abdi setia meninggalkan tuannya mengambil lokasi pertapaan yang kini dikenal dengan nama Hargo Dumiling.

BACA JUGA:Mahapatih Gajah Mada, Sang Pencetus Sumpah Palapa!

Sebelum Prabu Brawijaya V moksa, dia mengangkat Dipa Menggala menjadi penguasa Gunung Lawu karena kesetiannya. Ia diberi kekuasaan untuk membawahi semua makluk gaib yang ada di barat sampai Gunung Merbabu, dari timur sampai ke Gunung Wilis, dari selatan sampai ke Pantai Selatan dan dari Utara sampai ke Pantai Utara.

Dipa Menggala itu kemudian diberi gelar Sunan Gunung Lawu atau yang kini dikenal sebagai Eyang Lawu. Sementara abdinya yang lain yang benama Wangsa Manggala diangkat sebagai patihnya dan diberi gelar Kiai Jalak.

BACA JUGA:Manfaat Mandi Susu bagi Kesehatan Kulit dan Cara Membuatnya

Cerita mitos tentang Sunan Gunung Lawu dan Kyai Jalak hingga kini masih populer di kalangan pengunjung dan pendaki Gunung Lawu. Beberapa pendaki Lawu kabarnya pernah bertemu dengan Kyai Jalak dengan rupa burung jalak saat mereka mendaki ke puncak Hargo Dalem.

Para pendaki meyakini jika menjumpai burung ini, maka sebenarnya ia berniat baik ingin memberi petunjuk agar tak tersesat. Sebaliknya, jika para pendaki memiliki perangai yang buruk maka Kiai Jalak yang tak menyukainya akan membuatnya bernasib buruk.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: