Nikmati Keindahan Candi Cetho di Lereng Gunung Lawu Jawa Tengah

Nikmati Keindahan Candi Cetho di Lereng Gunung Lawu Jawa Tengah

Candi Cetho di selimuti oleh awan karena berada diketinggian 1946 mdpl-Akun Instagram @candieksis-

BENGKULUEKSPRESS.COM -  Selain terkenal dengan destinasi wisata Candi Borobudurnya yang sangat ikonik, Jawa Tengah juga memiliki destinasi wisata candi yang tak kalah menarik.

Destinasi ini bernama Candi Cetho, candi yang satu ini dikenal dengan julukan "candi di atas awan", karena terletak di ketinggian 1946 mdpl.

Candi Cetho dikategorikan sebagai candi tertinggi ketiga di Indonesia. Candi Cetho memiliki pemandangan lereng Gunung Lawu yang menakjubkan. Selain itu, candi ini juga memiliki bangunan yang indah dan megah.

Candi Cetho berlokasi di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Cetho merupakan salah satu wisata budaya sejarah yang memberikan kesan yang berbeda bagi para wisatawan. 

BACA JUGA:5 Rekomendasi Gunung di Jawa Tengah yang Patut Dicoba Pendaki Pemula

Candi Cetho merupakan candi peninggalan kerajaan Majapahit yang dibangun pada tahun 1452-1470 Masehi. Diyakini candi ini dibangun ketika Prabu Brawijaya V (raja terakhir Majapahit) memimpin. Pembangunan candi ini dilakukan ketika Majapahit mengalami kemunduran karena gejolak politik yang panas.


Spot foto menarik yang ada di Candi Cetho -Akun Instagram @wisatasemarang-

Konon, candi ini dinamakan Candi Cetho yang artinya ‘jelas’. Hal tersebut kemudian dimaknai bahwa ketika seseorang berada di Candi Cetho maka pandangannya akan menjadi jelas karena bisa melihat seluruh penjuru dari ketinggian.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Gunung di Jawa Tengah yang Patut Dicoba Pendaki Pemula

Bangunan Candi Cetho sendiri merupakan sebuah simbol toleransi beragama yang kuat pada masa Majapahit. Fungsi utama Candi Cetho pada masa lalu adalah sebagai tempat untuk menyucikan diri atau ruwat. 

Hal itu tercermin dalam tulisan Jawa Kuno yang berada di teras ketujuh atau yang disebut dengan Pendopo Ndalem.

Candi Cetho kemudian ditemukan kembali pada tahun 1842 oleh seorang bernama Van de Villes. Setelahnya, kemudian dilakukan ekskavasi dan rekonstruksi candi yang terpendam pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala (Commissie voor Oudheid Dienst) Hindia Belanda.

Candi Cetho dikatakan mirp dengan Candi Sukuh karena terdiri dari punden berundak. Dulu Candi Cetho memiliki  11 teras, antara satu teras dengan teras yang lainnya dihubungkan oleh sejumlah pintu dan jalan setapak yang membagi halaman menjadi dua bagian.

Masin-masing teras memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan yang lainnya. Pada teras pertama, memiliki bangunan dengan pondasi setinggi 2 meter dan tidak memiliki dinding. Bangunan ini biasanya dipakai untuk meletakkan sesajen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: