Baterai Kendaraan Listrik Bakal di Produksi Massal di Indonesia pada April 2024

Baterai Kendaraan Listrik Bakal di Produksi Massal di Indonesia pada April 2024

Indonesia bakal memproduksi baterai mobil listrik skala besar --

BENGKULUEKSPRESS.COM - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (Kemenves/BKPM) memastikan kesiapan Indonesia untuk produksi massal baterai kendaraan listrik pertama. PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power yang berbasis di Karawang (Jawa Barat) ini memulai produksi komersial baterai kendaraan listrik pada April tahun 2024.

Sebagai informasi, HLI Green Power merupakan perusahaan joint venture antara Hyundai Motor Company, LG Energy Solution, dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC). Investasi HLI Green Power merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kemenves/BKPM dan Konsorsium Hyundai, LG, dan IBC pada 28 Juli tahun 2021.

BACA JUGA:Tertarik Ingin Jadi Importir? Syarat dan Prosedur Ini Harus Terpenuhi

“Momentum ini tidak hanya menandai Indonesia sebagai negara produsen sel baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara, namun juga mengukuhkan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mendukung proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (grand package) senilai 9,8 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau Rp 142 triliun,” ungkap Staf Khusus Bidang Hubungan Daerah dan Juru Bicara Menteri Investasi/Kepala BKPM dalam keterangan tertulis.

Ia menegaskan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah masih fokus mengembangkan hilirisasi. Maka dari itu, pemerintah memberikan perhatian khusus setelah dilakukan groundbreaking HLI Green Power pada September tahun 2021.

BACA JUGA:Begini Syarat dan Cara Daftar BPJS Kesehatan untuk Bayi dalam Kandungan

“Hilirisasi adalah cara untuk menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam yang melimpah di Indonesia, salah satunya adalah nikel. Nah, nikel ini kemudian prosesnya kita buat terintegrasi dari hulu sampai hilir, itulah mengapa ada investasi baterai kendaraan listrik terintegrasi pertama di dunia dengan grand package 9,8 miliar dollar AS. Jadi, terintegrasi dari mulai hulu tambangnya, kemudian ke smelternya, lalu pemurnian, pengolahan, prekursor, katoda, kemudian menjadi sel baterai,” ungkap Tina.

Ia menambahkan, produksi sel baterai kendaran listrik ini akan membuat Indonesia menjadi negara pertama produsen sel baterai kendaraan listrik di Asia Tenggara yang menggunakan teknologi terbaru dari LG. Implikasinya, tenaga kerja muda Indonesia yang diserap pada proyek ini juga menjadi engineer kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara.

“Kami berharap hilirisasi mampu menciptakan tenaga kerja yang diserap dengan layak dalam arti memiliki kemampuan tinggi sehingga pendapatannya lebih tinggi dan mampu membawa Indonesia keluar dari middle income trap,” tambah Tina.

BACA JUGA:Solusi Cepat dan Terpercaya! Pinjaman 300 Ribu Tanpa KTP Langsung Cair

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur HLI Green Power Hong Woo Pyoung menyatakan kesiapannya untuk melakukan produksi massal. Selain itu, Hong juga mengungkapkan bahwa industri baterai kendaraan listrik di Indonesia ini nantinya mampu melahirkan engineer muda pionir yang memiliki kemampuan dalam pembuatan sel baterai mobil listrik.

“Kami telah menyiapkan segala sesuatu sejak September 2023 lalu. Kami siap untuk melakukan produksi secara massal di bulan April 2024 ini. Para engineer dari Indonesia pun telah kami latih selama setahun dan masih akan terus kami berikan pelatihan. Mereka sangat pintar, rajin, dan kompeten. Kami sangat bangga pada para engineer dari Indonesia,” ungkap Hong Woo Pyoung.

BACA JUGA:Agar Diberi Jodoh yang Baik dan Anak yang Sholeh dan Sholeha, Amalkan Doa Berikut

Ia menyebutkan, pada fase pertama, HLI Green Power menyerap investasi sebesar 1,1 miliar dollar AS dan memiliki kapasitas produksi sebesar 10 gigawatt per hour (GWh), terdiri dari 32,6 juta sel baterai yang dapat menghasilkan kurang lebih 150.000 kendaraan listrik. Pada fase kedua, diharapkan tahun 2025, HLI Green Power berencana meningkatkan kapasitas produksi menjadi 20 GWh.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: