Empal Gentong Hidangan Khas Cirebon, Media Penyebaran Agama Islam pada Abad 15

Empal Gentong Hidangan Khas Cirebon, Media Penyebaran Agama Islam pada Abad 15

Empal Gentong Hidangan Khas Cirebon Digunakan Media Untuk Menyebarkan Agama Islam Pada Abad 15-Pinterest -

BENGKULUEKSPRESS.COM - Empal Gentong adalah makanan khas Cirebon tepatnya Desa Tatembat, Kecamatan Tengah Tani. Empal Gentong terbuat dari bahan dasar daging sapi. 

Empal gentong menjadi makanan khas yang populer hingga ke penjuru negeri. Sebenarnya Empal Gentong bukanlah makanan murni dari Cirebon. Empal Gentong adalah makanan timur tengah yang dibawa ke Cirebon.  

Kemudian makanan ini diadaptasikan dengan cita rasa Cirebon oleh para pendatang dari Arab dan sultan-sultan terdahulu hingga akhirnya Empal Gentong menjadi ciri khas makanan di Cirebon.

Rasanya yang nikmat membuat banyak orang menyukainya. Meskipun menemukan Empal gentong Cirebon di daerah lain tidaklah sulit, namun mencicipinya langsung dari daerah asalnya akan berbeda cita rasanya. 

BACA JUGA:Asal Usul Sate Taichan Ternyata Bukan dari Jepang, Tapi dari Indonesia, Mau Tahu Daerahnya?

Dinamakan Empal gentong karena selama proses memasaknya menggunakan gentong, yakni periuk yang terbuat dari tanah liat. 

Hal tersebut dikarenakan pada jaman dahulu belum ada perkakas yang terbuat dari logam untuk keperluan memasak seperti panci, wajan dan sejenisnya. Sehingga, digunakanlah gentong sebagai wadah untuk merebus seluruh bahan.

Jika dilihat sekilas akan banyak yang mengiranya sebagai gulai. Kedua makanan tersebut memang mirip, namun sebenarnya bereda baik dari bumbu atau cara memasaknya. 

Dalam sejumlah catatan, makanan ini diperkirakan muncul pada abad ke 15 masehi dan dipercaya sebagai media penyebaran agama Islam di Cirebon. 

BACA JUGA:Bernostalgia di Zaman Kolonial Belanda dengan Mencicipi Es Krim Legendaris di Kedai Es Krim Italia Ragusa

Keyakinan tersebut diperkuat dengan bahan utamanya. Pada awal kemunculannya, Empal gentong dibuat dengan menggunakan daging kerbau. Pemilihan jenis daging ini karena pada masa itu masyarakat Cirebon banyak menganut agama Hindu. 

Sementara sapi merupakan hewan sakral di agama tersebut sehingga tidak diperkenankan untuk dikonsumsi. Sebagai gantinya, makanan ini terbuat dari daging kerbau. 

Empal gentong Cirebon ini merupakan perpaduan budaya Jawa, Arab, India, dan Cina yang berakulturasi dengan baik. 

Dilihat dari ciri makanannya, Empal gentong memiliki kuah seperti gulai yang merupakan makanan dengan pengaruh Arab dan India. Sedangkan bumbu-bumbunya berasal dari budaya Cina dan lokal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: