Sejarah Jalan Malioboro Yogyakarta, Mudah Diingat dan Sulit Dilupakan

Sejarah Jalan Malioboro Yogyakarta, Mudah Diingat dan Sulit Dilupakan

Jalan Malioboro Yogyakarta-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

BENGKULUEKSPRESS.COM- Masa sih zaman sekarang kamu masih saja tidak tahu jalan yang paling terkenal seantero Yogyakarta? Jalan MalioboroJalan Malioboro adalah jalan yang sangat dikenal oleh masyarakat di Indonesia sebagai destinasi utama saat berkunjung ke Yogyakarta.

Jalan ini mempunyai nilai filosofis dan sejarah yang kuat. Jalan Maliboro ini dikenal sebagai penggerak utama nadi Yogyakarta sejak Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan.

Jalan Malioboro berada di kawasan Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke persimpangan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Secara keseluruhan, kawasan Malioboro terdiri atas Jalan Margo Utomo, Jalan Malioboro, dan Jalan Margo Mulyo, Daerah Istimewa Yogyakarta.


Wisata Malioboro bagian selatan-, Sumber foto : Akun Instagram : @wisatamalioboro-

BACA JUGA:Arjasari Rock Hill Wisata Viral Bandung Vibes Kekinian

Memang nama Malioboro cukup beken hampir mirip dengan salah satu brand rokok ternama di Indonesia, sehingga nama Malioboro mudah diingat dan memang sulit untuk dilupakan kalau kamu berkunjung ke Yogyakarta, terkesan modern dibandingkan nama jalan di daerah Yogyakarta yang biasanya diambil dari nama pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia. 

Namun, nama Malioboro pada awal pendiriannya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga. Namun nama ini juga dikaitkan dengan Marlborough yang merupakan seorang kolonial yang berasal dari Inggris dan pernah tinggal di kawasan Malioboro pada tahun 1811-1816.

Kawasan jalan yang ramai akan wisatawan, memang sejak  dulu jalan Malioboro menjadi pusat nadi kehidupan masyarakat Yogyakarta. Hal ini tidak lepas dari sejarahnya dimana Jalan Malioboro dibangun tepat di garis sumbu imajiner Gunung Merapi – Kraton Yogyakarta – Pantai Selatan Jawa, sehingga jalan ini merupakan jalan utama di kawasan Yogyakarta.


Jalan Malioboro Yogyakarta-Sumber : Akun Instagram @dhian_harjodisastro-

BACA JUGA:Muara Rahong Hills, Impian Camping Mewah Kaum Milenial

Menurut sejarahnya sendiri, kawasan Jalan Malioboro awal mulai denyut nadi berkembangnya itu bermula dengan didirikannya kompleks kantor Kepatihan yang merupakan kantor Patih di era jaman Kraton Yogyakarta dengan Patih Danurejo yang terkenal di masa itu. Walau di era sekarang ini Kraton Yogyakarta sudah tidak memiliki Patih, namun Kantor Kepatihan tetap digunakan sebagai Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selanjutnya kawasan ini mulai berkembang lagi di era kolonisasi pada sekitar tahun 1790, didirikan Kantor Gubernur Belanda yang sekarang menjadi Istana Negara dan Benteng Vendeburg di ujung selatan jalan Malioboro yaitu Titik Nol Km Jogja. Terlebih dengan masuknya banyak pedagang yang berasal dari Negeri Tionghoa menambah maraknya masyarakat yang berbondong-bondong ke tempat ini setiap harinya.

Pada awal mulanya, Jalan Malioboro adalah jalan dua arah. Namun karena kepadatan lalu lintas yang semakin tak terbendung, kemudian Pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun 1980 mengubahnya menjadi 1 lajur yang mengarah ke selatan, dimulai dari pertigaan yang bersebelahan dengan rel kereta api Stasiun Tugu Yogyakarta.

BACA JUGA:Orchid Forest Cikole, Taman Wisata Konservasi Anggrek Terbesar di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: