Inilah 6 Tradisi Pernikahan yang Unik di Indonesia, dari Melamar Pria Hingga Menculik Mempelai Wanita

Inilah 6 Tradisi Pernikahan yang Unik di Indonesia, dari Melamar Pria Hingga Menculik Mempelai Wanita

Di Indonesia, pernikahan memiliki tradisi yang banyak dipengaruhi oleh berbagai suku dan daerah. -(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

Setelah itu upacara dilanjutkan dengan pasangan menerima mangkuk berisi koin, beras, permen, dan kunyit.

Koin adalah lambang harapan akan kekayaan materi, yang akan dibagikan oleh pengantin wanita di antara para tamu. 

Selain itu, nasi melambangkan kemakmuran dalam hidup, permen menggambarkan bagian manis dalam hidup dan kunyit dikaitkan dengan kemuliaan.

Momen Sawer menjadi istimewa, karena menjadi momen di mana kedua mempelai mendapatkan restu dari kerabat. 

Ini juga menandakan bahwa kasih sayang dan cinta orang tua akan selalu abadi terhadap pasangan.

5. Menculik Mempelai Wanita Tradisi di Lombok

Tradisi pernikahan unik lainnya di Indonesia berasal dari suku Sasak di Lombok. Sebelum pernikahan, pengantin pria harus menculik pengantin wanita dari keluarganya. 

Di masa lalu, tradisi ini juga dikenal sebagai kawin lari oleh mereka yang menikah secara rahasia di belakang keluarga mereka. 

Meskipun orangtua perempuan sudah menyetujui pernikahan, pengantin pria tidak boleh sembarangan mempraktikkan kebiasaan ini karena dia harus membayar denda jika ketahuan.

Mulanya, setelah diculik, pengantin wanita akan tinggal sementara di kediaman kerabat pengantin pria. Ketika orangtua perempuan mengetahui bahwa putrinya tidak pulang, mereka akan melaporkannya ke bupati. 

Setelah itu, pengantin pria akan mengunjungi rumah orangtuanya untuk menginformasikan bahwa putri mereka telah 'kawin lari'. Bagian arak-arakan selanjutnya akan dibahas secara detail jika kedua belah pihak keluarga menyetujui pengaturan pernikahan.

6. Tradisi Nyantri Dari Yogyakarta

Berbeda dengan Pingitan Jawa, tradisi Nyantri dari Kasultanan Yogyakarta mengharuskan mempelai pria untuk tinggal di kediaman mempelai wanita beberapa hari sebelum pernikahan. 

Hal ini disebabkan karena perjodohan pada zaman dahulu dimana kedua mempelai tidak saling mengenal. Ujung-ujungnya, bisa memprovokasi salah satu pihak yang terlibat untuk meninggalkan pernikahan. 

Untuk mencegah hal itu terjadi di masa depan, pengantin pria biasanya diminta untuk tetap dekat dengan pengantin wanitanya. Ini tidak berarti dia akan tidur di rumah pengantin wanita tetapi tinggal di rumah kerabat atau tetangganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: