BENGKULUEKSPRESS.COM - Bukan hanya destinasi wisatanya yang terkenal, Bali juga terkenal akan wisata kulinernya yang beragam. Selain itu, kuliner yang disuguhkan selalu saja nikmat dan bikin ketagihan.
Ada berbagai makanan dan minuman khas Bali yang cita rasanya sulit untuk dilupakan. Nah, ada satu kuliner khas Bali yang sangat legendaris, bahkan sudah ada sebelum Indonesia Merdeka.
Kuliner yang satu ini bernama Es Waneng. Kuliner ini sangat diburu oleh wisatawan yang berkunjung ke Bali karena rasanya yang segar, manis legit bikin merem melek.
Di Bali kedai Es Waneng hanya dapat dijumpai di Jalan Mawar No.25, Delod Peken, Tabanan, Bali. Kedai ini buka setiap hari, mulai dari pukul 10 pagi sampai pukul 6 sore.
Kedai Es Waneng ini selalu ramai oleh pengunjung. Bahkan, mereka yang datang ke kedai sederhana ini tidak hanya masyarakat lokal. Banyak pula wisatawan yang sengaja menyempatkan waktu untuk mencicipi kesegaran Es Waneng murah meriah ini.
BACA JUGA:Kabuto Makanan Pokok Suku Muna yang Terbuat dari Olahan Singkong Fermentasi
Sejarah keberadaan Es Waneng bisa ditelusuri sejak tahun 1938. I Nengah Waneng merupakan sosok di balik kenikmatan Es Waneng selama ini. Oleh karena itu, nama dari es ini dibuat sederhana, dengan menggunakan embel-embel namanya sendiri.
Saat pertama kali berjualan Es Waneng, Nengah Waneng masih berusia 18 tahun. Saat itu, dia memasarkan es dengan berjualan di pinggir jalan di Banjar Gerokgak Gede.
Cara berjualannya juga sangat sederhana, menggunakan termos es yang ada dalam pikulan. Karena kondisi jalanan yang sepi, Nengah Waneng kerap harus menjanjakan dagangannya dengan cara berkeliling.
Kalau sudah begini, Nengah Waneng akan membunyikan lonceng untuk menarik kedatangan para calon pembeli. Usaha ini terus dijalankan oleh Nengah Waneng sampai tahun 1998.
Hanya saja, usaha tersebut sudah diteruskan oleh anak kandungnya yang bernama Jumartini atau Mek Eka. Sosok Jumartini merupakan anak bungsu dari Nengah Waneng. Meski begitu, Jumartini sudah mengenal betul seluk-beluk usaha Es Waneng yang dikerjakan oleh orang tua kandungnya.
Apalagi, semasa kecil Jumartini kerap diajak menemani orang tuanya berkeliling jualan es. Di tangan Jumartini, usaha Es Waneng terus berkembang. Bahkan, tercatat sejak tahun 1998, Jumartini telah menyewa kedai sederhana yang digunakan sebagai tempat berjualan Es Waneng.
Namun, dalam menjalankan dan mempertahankan usaha Es Waneng yang dilakukan oleh Jumartini harus dipenuhi duka. Apalagi, setahun setelah Jumartini mengambil alih usaha Es Waneng, Nengah Waneng meninggal dunia.
Dengan usia yang sudah sangat tua, tubuh Nengah Waneng memang sudah sulit untuk bisa menjalankan usahanya dengan baik. Meski begitu, usaha Es Waneng di tangan Jumartini terus berjalan dan bahkan berkembang dengan pesat, resep Es Waneng Khas Tabanan yang Terus Terjaga.
BACA JUGA:Nikmati Kelezatan Mie Bancir Khas Kota Banjar Kalimantan Selatan