Tips Menghilangkan Kecemasan

Tips Menghilangkan Kecemasan

Mengalami perasaan cemas memang sangatlah manusiawi. Kecemasan tentunya bisa melanda siapa saja, dalam kondisi tertentu. Namun tidak semua orang yang merasa cemas memiliki kadar kecemasan yang wajar, di saat tertentu kecemasan yang sering muncul bisa saja menjadi suatu kebiasaan yang buruk. Saat kecemasan telah menjadi ekstrem tentunya akan bisa lebih mengkhawatirkan. Nah, berikut ini berbagai cara untuk mengatasi rasa cemas yang berlebihan, seperti dilansir laman India Times, Minggu (20/9). 1. Melakukan check-up dengan dokter yang Anda percaya Alih-alih membayangkan skenario terburuk sebaiknya Anda menemui dokter dan melakukan pemeriksaan. Dokter Anda bisa memberitahu Anda apakah sebenarnya ada masalah atau semua itu hanyalah imajinasi Anda saja. 2. Lakukan semua tes yang diperlukan Tanyakan kepada dokter Anda apa saja tes yang Anda butuhkan. Setelah Anda melakukan tes Anda harus menerima hasilnya dengan lapang dada karena banyak hypochondriacs menolak untuk percaya hasil tes yang membuktikan bahwa mereka sangat sehat, karena mereka biasanya seratus persen yakin bahwa mereka sakit. 3. Hentikan mendapatkan konsultasi melalui internet Sebaiknya Anda tetap bergantung pada saran dokter Anda daripada alih-alih Googling semua gejala Anda. 4. Verbalise ketakutan Anda, tapi jangan terpaku pada mereka Banyak orang akan memberitahu Anda untuk mengabaikan gejala Anda, tetapi apa yang mereka tidak mengerti adalah bahwa hal itu tidak mungkin bagi Anda untuk melakukan itu. Jadi Anda bisa berbicara tentang kecemasan Anda kepada mereka namun cobalah untuk tidak terobsesi tentang kecemasan Anda tersebut. 5. Cobalah untuk rileks Hipokondria adalah kondisi berbasis stres, sehingga semakin stres Anda maka semakin buruk tingkat kecemasan Anda. Lakukan hal-hal yang Anda nikmati dan buat diri Anda santai untuk membantu menurunkan tingkat stres Anda. 6. Temui psikiater Jika hipokondria Anda mencapai titik di mana sangat sulit bagi Anda untuk hidup dalam damai dan menyakiti hubungan Anda dengan teman dan keluarga, saatnya untuk menemui psikiater. Kondisi ini merupakan bentuk gangguan obsesif kompulsif dan bisa diobati dengan obat atau terapi perilaku.(fny/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: