Waspadai Peredaran Bibit Sawit Palsu
BENGKULU, BE - Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Dinas Perkebunan mengimbau kepada seluruh masyarakat di Provinsi Bengkulu khususnya petani kelapa sawit untuk mewaspadai peredaran bibit sawit palsu. Sebab, peredaran bibit sawit palsu hingga saat ini makin marak dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Sejauh ini setidaknya 40 persen petani kelapa sawit di Provinsi Bengkulu terindikasi menggunakan bibit palsu. Akibatnya, mereka pun mengalami kerugian karena hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan pengeluaran. \"Kasus bibit sawit palsu ini ada beberapa yang sudah masuk ke penuntutan di pengadilan, seperti yang terjadi di Kaur dan Mukomuko. Meski dalam proses diadili, masyarakat tetap harus waspadai, karena tidak menutup kemungkinan pengedarnya hanya satu orang, mungkin masih ada yang berkeliaran di luar sana,\" ungkap Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gunarwan.
Selain meminta masyarakat melakukan pengawasan, Disbun sendiri, kata Ricky, terus melakukan pemantauan dilapangan sekaligus memberian imbauan kepada masyarakat agar tidak tergiur dengan harga bibit sawit yang dijual murah, baik di pasar maupun dijual dengan cara door to door atau dari rumah ke rumah penduduk.
\"Selain melakukan pemantauan, kami juga memiliki program untuk mengganti bibit sait palsu tersebut. Namun penggantian ini dilakukan secara bertahap karena terbatasnya anggaran yang kami dapat,\" ujarnya.
Untuk tahun ini, Disbun mendapatkan jatah untuk mengganti bibit palsu tersebut seluas 250 hektar yang tersebar di Kabupaten Seluma, Kaur dan Bengkulu Utara dengan jatah 110-125 batang per hektarnya. \"Proses pengajuannya tetap sama seperti pengajuan baru yakni diusulkan melalui kelompok tani, kemudian disampaikan ke Dinas Perkebunan kabupaten untuk diverifikasi. Setelah itu baru Dinas Perkebunan kabupaten yang menyampaikannya ke Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kemampuan,\" terangnya. Menurut Ricky, secara fisik tidak bisa dibedakan antara bibit palsu dan bibit asli. Untuk mengetahuinya baru bisa dilakukan setelah sawit tersebut berbuah, karena bibit yang palsu tidak berbuah.
Selain itu, bibit yang palsu juga dapat dilihat pada cangkangnya besar, daging tipis. Kalau asli, biji kecil dan dagingnya tebal. \"Agar masyarakat tidak lagi menjadi korban, maka kami perketat pengawasannya dengan mengontrol sejumlah tempat pembibitan. Bibit yang asli itu harus ada sertifikasi mutu benih, kalau tidak ada, maka tidak boleh beredar,\" tukasnya.(400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: