Kepahiang Rugi Puluhan Miliar

Kepahiang Rugi Puluhan Miliar

KEPAHIANG, BE - Sekretaris Panitia Pembangunan Mesjid Agung Al Amin Kepahiang Drs H Saukani menegaskan bahwa Pemkab Kepahiang telah merugi hingga puluhan miliar akibat penundaan hibah lahan SMK-SPP Bengkulu di Desa Kelobak untuk pembangunan mesjid agung Al Amin Kepahiang. Pasalnya, APBD Kepahiang 3 tahun berturut-turut sempat mengakomodir dana Rp 6 Miliar per tahun. Namun dana itu dicoret selalu karena lahan hibah belum jelas. Belum lagi bantuan dari institusi lain yang juga dibatalkan. \"Karena ditundanya hibah lahan itu, kita telah rugi puluhan miliar. Bayangkan saja, sejak 2010 hingga 2012 dewan sempat setuju dana pembangunan mesjid agung, namun itu akhirnya dicoret karena hibah belum juga jelas. Kemudian, Apkasi (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) juga berniat membantu dana Rp 6 Miliar,itu juga tidak jadi karena hal yang sama,\" tegas Saukani saat jumpa pers di Mesjid Thariqatul Jannah, Kelurahan Pasar Ujung, Kepahiang, Minggu malam (20/7) kemarin usai kepulangan Gubernur ke Bengkulu. Dikatakannya,  permasalahan hibah itu sebenarnya sudah selesai dilakukan. Saat ini yang dibutuhkan oleh Pemkab Kepahiang hanya niat dari Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah. \"Semua prosedur sudah kami lakukan, surat menyurat sudah lengkap, namun tidak ada niat baik dari gubernur untuk menghibahkan. Padahal ini untuk membangun mesjid, bukan membangun kafe atau tempat prostitusi, nauzubillah min zalik,\" tambah Saukani. Saukani menerangkan, masyarakat Kepahiang telah lama dikecewakan sehingga terjadi banyak protes kepada gubernur. \"Wajar jika masyarakat kita (Kepahiang) kesal, soalnya mereka hanya dijanjikan saja. Itu sudah dari zaman gubernur Agusrin dan beliau secara langsung yang meletakkan batu pertama pembangunan mesjid. Sayangnya, beliau bermasalah dan rupanya yang meneruskan Pak Agusrin ini tidak semulia niat Agusrin,\" tandasnya. Sampai berita ini diturunkan, beberapa spanduk masih terlihat dilokasi akan didirikanya pembangunan masjid Agung Al Amin Kepahiang yang merupakan lahan SMK-SPPN Kelobak Kepahiang. Jangan Adu Domba DPRD Kabupaten Kepahiang mengimbau Pemkab Kepahiang tidak membiarkan aksi dengan menyebar spanduk dengan nada provokatif menuntut hibah dari Pemprov Bengkulu. Membiarkan atau berada dibalik aksi itu dinilai sama saja mengadu domba warga dengan Gubernur Bengkulu, H Junaidi Hamsyah SAg MPd. \"Terkait pemasangan spanduk di beberapa titik yang menyudutkan gubernur. Itu aksi provokasi yang mengadu domba warga dengan gubernur. Coba tunjukkan warga yang mana saja? itu ulah oknum bukan mewakili aspirasi warga Kepahiang, kami yakin warga Kepahiang menginginkan mesjid dengan cara yang sesuai aturan,\" tegas Wakil Ketua Komisi I DPRD Kepahiang H Zainal SSos MSi Senin (21/07) kemarin. Menurutnya, DPRD Kepahiang sangat mendukung rencana Pemkab Kepahiang membangun mesjid agung, namun DPRD berharap proses untuk pembangunan mesjid itu dimulai dengan cara yang baik. \"Proses hibah itu telah 2 periode bupati Bando Amin dan tidak tuntas. Jadi, harus mencari alternatif lain, bukan menunggu hibah. Kami sangat menyesalkan sikap bupati dalam hal ini,\" terangnya. Sementara itu hal senada juga disampaikan oleh Ketua Komisi III DPRD Kepahiang Edwar Samsi SIP MM, menurutnya, untuk niat Pemkab Kepahiang membangun mesjid agung tidak lagi mengharapkan tanah hibah Pemprov Bengkulu. \"Kan kita bisa beli, lagi pula ini untuk umat, jadi dengan membeli akan lebih mulia. BUktinya, kita bisa membeli tanah untuk membangun kantor institusi vertikal, masa untuk sebuah mesjid agung tidak mau,\" katanya. Dikatakannya, pihaknya selaku DPRD tidak memihak Gubernur, namun DPRD menginginkan perkara tersebut tidak berlarut-larut yang menimbulkan konflik berkepanjangan. \"Bukan kami membela gubernur, namun kami ingin sesuatu yang baik harus diawali dengan yang baik. Membangun mesjid itu kan baik, makanya cara mengawalinya harus baik pula,\" tandasnya.(505)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: