Pesimis PDAM Berbenah
BENGKULU, BE - Didominasinya calon direktur PDAM Tirta Dharma oleh karyawan PDAM sendiri, membuat anggota dewan, Sofyan Hardi, pesimis PDAM akan berbenah. Pasalnya menurut dia, budaya patron klien atau menginduk dengan tradisi kepemimpinan yang lama, menjadikan karyawan PDAM sulit untuk merombak total manajemen yang selama ini dinilai bermasalah. \"Ini sudah saya ingatkan sewaktu melihat syarat rekrutmen mewajibkan calon direktur harus berpengalaman di PDAM. Padahal mereka yang ada di PDAM pasti akan melanjutkan tradisi pemimpin yang lama yang sarat dengan masalah. Selamanya masyarakat akan jadi korban kalau seperti ini,\" katanya saat diwawancarai, kemarin. Menurut Sofyan, penilaiannya ini bukan untuk meremehkan orang-orang yang selama ini bekerja di PDAM. Hanya saja ia mengkhawatirkan, karyawan lama akan tetap mempertahankan manajemen yang lama. Sehingga semangat pembaharuan dan pembenahan sulit terjadi. Dan apa yang selama ini menjadi masalah seperti piutang anggota PDAM dalam jumlah cukup besar, piutang pelanggan yang banyak serta keluhan pelanggan seperti air yang sering macet dan keruh menjadi sulit untuk diatasi. \"Buah jatuh tidak jauh dari batangnya. Seperti apa pemimpinnya yang dulu, cenderung mereka juga akan berbuat begitu. Ini seperti lingkaran setan. Terkecuali direkturnya yang lama selama ini mewariskan gaya kepemimpinan yang memang patut diteladani. Saya lama menekuni usaha, kecenderungan diperusahaan selalu begitu,\" sampainya. Pada akhirnya Sofyan berpandangan, diperlukan syarat khusus agar semangat untuk memperbaharui dan membenahi PDAM tetap terjadi. Salah satunya adalah dengan menekankan pakta integritas dimana calon direktur yang terpilih harus menandatangani kesepakatan kewajiban mundur bilamana dalam periode tertentu ia tak mampu membenahi persoalan-persoalan yang ada di PDAM. \"Saya kira masa pembenahan itu cukup 6 bulan. Waktu 2 bulan untuk mengamati semua persoalan, 2 bulan untuk mencari solusi penyelesaian dan 2 bulan untuk mengatasi. Kalau dia tidak mampu memberesi, maka wajib mundur. Ini cara yang paling efektif agar jabatan direktur PDAM digunakan oleh direkturnya untuk mengabdi, bukan sekadar mencari gengsi dan kekayaan,\" tukasnya. Sayangnya Ketua Badan Pengawas PDAM Drs H Fachrudin Siregar MM tidak dapat dikonfirmasi mengenai hal ini. Diinformasikan, Asisten II Setda Kota tersebut sedang berada di Tangerang dalam rangka studi banding mengenai pengelolaan PDAM. \"Kita sedang berusaha untuk menyiapkan Peraturan Daerah terkait izin pengelolaan air bawah tanah. Karena bagaimana air dialiri dari bawah tanah dan diangkat ke atas, ada prosedur yang cukup rumit. Asisten II berangkat dalam rangka studi banding untuk itu,\" kata Drs H Al Mizan, Humas Setda Kota ketika dikonfirmasi mengenai hal ini. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: