Beras dan Jagung Terpaksa Masih Diimpor

Beras dan Jagung Terpaksa Masih Diimpor

\"\"JAKARTA - Swasembada pangan sepertinya masih menjadi mimpi yang belum kesampaian. Meski ada komitmen dari pemerintah untuk menekan impor bahan pangan, namun tingginya kebutuhan dan rendahnya pasokan membuat keran impor kembali dibuka.\"
Menteri Pertanian Suswono mengatakan, hingga akhir tahun nanti, masih ada dua komoditas pangan yang terpaksa harus diimpor, yakni beras dan jagung. \"Ini untuk mencukupi kebutuhan dan stok,\" ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (19/10). Untuk beras, menurut Suswono, Bulog ditargetkan untuk memiliki stok hingga 2 juta ton. Hingga akhir tahun, serapan beras dari petani diperkirakan naik dari 1 juta ton menjadi 1,3 juta ton. \"Jadi, untuk memenuhi (stok) 2 juta ton, tambah lagi (impor) 700 ribu ton,\" katanya. Suswono menyebut, selain beras, pemerintah juga membuka impor untuk komoditas jagung. Menurut dia, kebutuhan jagung yang sebesar 18 juta ton sebenarnya bisa dipenuhi dari dalam negeri. Namun, di luar itu masih ada kebutuhan jagung untuk pabrik pakan ternak yang belum bisa dipenuhi semuanya. \"Karena itu, untuk stok akan impor lagi 1,5 juta ton,\" ucapnya.\" Sebenarnya, pemerintah juga tidak tinggal diam. Misalnya, saat ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah komando Menteri BUMN Dahlan Iskan tengah getol mencari 100 ribu hektar lahan padi. Selain itu, Kementerian Pertanian juga tengah berupaya mencari lahan baru untuk pengembangan komoditas lain.\" Menurut Suswono, untuk menggenjot produksi gula, pemerintah berencana menambah 350 ribu hektar lahan tebu. Sedangkan untuk menambah pasokan kedelai, pemerintah kini mencari tambahan 500 ribu hektar lahan baru. \"Tapi, ini memang tidak gampang,\" katanya. Suswono mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk mengetahui jika ada lahan yang Hak Guna Usaha (HGU) nya sudah habis dan tidak diperpanjang, maka harus dilaporkan kepada Kementerian Pertanian. Sementara itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengakui, saat ini kinerja Bulog sudah baik. Misalnya, serapan beras dari petani yang mencapai 3 juta ton atau sama dengan realisasi penyerapan pada 2009. Namun demikian, dia mengakui bahwa cadangan beras pemerintah yang saat ini hanya 500 ribu masih dirasa kurang. \"Kita inginnya 2 juta ton, jadi kalau tidak cukup (pasokan) dari lokal ya kita impor,\" ujarnya.(owi/kim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: