Hindari Penggunaan Kental Manis untuk Balita, Aisyiyah dan YAICI Orientasi Kader di Bengkulu

Hindari Penggunaan Kental Manis untuk Balita, Aisyiyah dan YAICI Orientasi Kader di  Bengkulu

Kader Aisyiyah Bengkulu diedukasi soal larangan penggunaan kental manis pada balita-(foto: Tri Yulianti/bengkuluekspress.com)-

BENGKULUEKSPRESS.COM -  Dalam rangka mencegah stunting dan meningkatkan edukasi gizi di Provinsi Bengkulu, Pimpinan Wilayah Aisyiyah Bengkulu bersama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI),  menggelar orientasi kader pada Rabu (25/9/2024) di Kampus Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat terkait gizi seimbang serta bahaya penggunaan  kental manis pada balita.

Arif Hidayat, Ketua Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), menyampaikan bahwa saat ini masih banyak ibu-ibu yang salah memahami pola asuh gizi, khususnya terkait penggunaan kental manis sebagai pengganti susu. 

"Pemahaman masyarakat bahwa penyebab stunting hanya karena faktor ekonomi dan lingkungan tidak sepenuhnya benar. Banyak ibu yang memberikan kental manis sebagai susu, padahal itu tinggi gula," ujar Arif.

BACA JUGA:Dua Unit Motor Milik Direktur Tikom Indo Medika Bengkulu Raib Digasak Maling

BACA JUGA:Masker Spirulina Ampuh Hempaskan Jerawat Membandel!

Arif juga memaparkan temuan bahwa di beberapa daerah di luar Pulau Jawa, 3 dari 5 anak stunting ternyata mengonsumsi kental manis. Untuk wilayah Bengkulu, tim YAICI akan melakukan investigasi lapangan dalam waktu dekat. 

"Kami ingin menggaungkan kepada ibu-ibu bahwa yang mereka berikan bukan susu, melainkan gula yang dapat menghambat pertumbuhan anak. Banyak yang menganggap kental manis sebagai alternatif murah dari susu formula, padahal itu keliru," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat Aisyiyah, Warsiti, menegaskan komitmen Aisyiyah dalam menjalankan program edukasi gizi seimbang dan pencegahan stunting di seluruh Indonesia, termasuk Bengkulu. 

Saat ini, sambungnya Bengkulu masih menghadapi masalah serius terkait stunting. Salah satu faktor yang memperburuk kondisi ini adalah penggunaan kental manis yang dianggap sebagai susu. 

Kandungan gula yang tinggi dalam kental manis menghambat pertumbuhan anak dan memperparah masalah stunting.


Kader Aisyiyah Bengkulu diedukasi soal larangan penggunaan kental manis pada balita-(foto: Tri Yulianti/bengkuluekspress.com)-

BACA JUGA:Sudah Tahu Manfaat Sunscreen untuk Wajah Berjerawat?

"Aisyiyah berkomitmen untuk terus mensosialisasikan bahaya kental manis dan pentingnya gizi seimbang kepada masyarakat melalui kader-kader yang telah dilatih" 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: