Bila Tak Ingin Dimurkai Allah SWT, Ustazah Halimah Alaydrus Tekankan Ini
Pesan Ustazah Halimah Alaydrus agar tak mendapat murkanya Allah SWT-(foto: kolase/bengkuluekspress.disway.id)-
BENGKULUEKSPRESS.COM- Dalam suatu hadits Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya:
"Sholat adalah tiang agama, maka siapa yang mendirikan shalat, berarti ia menegakkan sendi-sendi agama, dan siapa yang meninggalkan shalat, berarti ia telah meruntuhkan sendi-sendi agama,".
Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengajak umat untuk menegakkan pilar-pilar agama agar mereka tidak termasuk orang-orang yang meruntuhkan agama.
Keutamaan sholat menjadikannya ibadah utama bagi umat Muslim. Bahkan, Ustazah Halimah Alaydrus menyebutkan bahwa salah satu tanda seseorang sedang dimurkai oleh Allah SWT adalah tidak diberi kesempatan untuk melaksanakan sholat.
BACA JUGA:Ternyata Gerakan Sholat Seperti Ini Meniru Gaya Ahli Neraka, Berikut Penjelasan Buya Yahya
BACA JUGA:Doa Ampuh Agar Terhindar dari Siksa Neraka, Amalkan Setelah Sholat Magrib
"Ketika kamu shlat bukan hanya karena kamu ingin salat akan tetapi kamu masih berharga dalam pandangan Allah SWT sehingga diizinkan kamu untuk menghadap padaNya, diizinkan lisan kamu memanggil namanya," kata Ustazah Halimah Alaydrus.
Sebaliknya, menurut Ustazah Halimah Alaydrus, ketika umat Muslim tidak melaksanakan sholat wajib, hal tersebut bukan sekadar karena kurangnya keinginan.
Namun, itu menunjukkan bahwa Allah SWT tidak lagi memandang umat tersebut sebagai berharga di mata-Nya.
"Sehingga Allah tidak mengizinkan kamu menghadap padaNya, jangan sampai kamu enggak salat karena sejatinya kamu berharga dalam pandanganNya," pesan Ustazah Halimah Alaydrus.
Ustazah Halimah Alaydrus mengingatkan bahwa jika seseorang sudah tidak lagi menjalankan ibadah sholat wajib lima waktu, maka ia telah dimurkai oleh Allah SWT dan menjadi hina dalam pandangan-Nya.
Ustazah Halimah Alaydrus menjelaskan bahwa ada empat tingkatan atau kelas orang yang menjalankan sholat.
Tingkatan teratas diibaratkan seperti kelas eksekutif pada transportasi kereta api, kemudian diikuti oleh kelas bisnis.
Di bawahnya lagi adalah kelas gerbong pada umumnya, dan yang terendah adalah kelas yang tidak masuk ke dalam gerbong tetapi bertengger di atasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: