Bagaimana Hukum Tradisi Maaf-maafan Saat Idul Fitri, Ini Kata Ustaz Abdul Somad
Ustaz Abdul Somad jelaskan hukum tradisi maaf-maafan saat lebaran-(foto: kolase/bengkuluekspress.disway.id)-
BENGKULUEKSPRESS.COM- Saat Hari Raya Idul Fitri, tradisi yang sangat umum adalah saling meminta maaf (maaf-maafan) dan bersalaman.
Tradisi ini sangat dijunjung tinggi dalam budaya dan nilai-nilai Islam. Bahkan, istilah kembali ke nol muncul karena pentingnya memaafkan dan memulai kembali hubungan dengan hati yang bersih.
BACA JUGA:Bolehkah Melakukan Hubungan Suami Istri Di Malam Takbiran, Ini Kata Ustaz Abdul Somad
Pada Hari Raya Idul Fitri, baik itu dalam lingkungan keluarga, teman, tetangga, atau rekan kerja, semua orang berpartisipasi dalam tradisi maaf-maafan dan bersalaman.
Bagi umat Islam, penting untuk memahami hukum dan tata cara di balik setiap perbuatan yang dilakukan. Hal ini juga berlaku untuk tradisi maaf-maafan di Hari Raya Idul Fitri.
Sebagai seorang Muslim, penting untuk mengetahui bahwa meminta maaf dan memaafkan merupakan bagian integral dari ajaran Islam.
Rasulullah SAW telah menekankan pentingnya memaafkan dalam banyak hadis dan sunnahnya.
Meminta maaf dan memaafkan tidak hanya memperbaiki hubungan antar individu, tetapi juga membersihkan hati dari kebencian dan kesalahan.
Oleh karena itu, saat Hari Raya Idul Fitri, marilah kita selalu menghargai tradisi meminta maaf dan memaafkan ini sebagai salah satu cara untuk menjaga keharmonisan dan persatuan dalam masyarakat.
Terkait dengan tradisi minta maat saat hari raya Idul Fitri pernah dijelaskan oleh Ustaz Abdul Somad dalam suatu ceramah yang videonya diunggah oleh kanal Youtube Islam Kaffah.
Ustaz Abdul Somad menekankan pentingnya meminta maaf kepada sesama manusia kapan pun diperlukan, tanpa harus menunggu momen Idul Fitri, saat tradisi maaf-maafan dan salaman dilakukan secara luas.
BACA JUGA:Doa untuk Anak & Diri Sendiri, Ustaz Abdul Somad: Amalkan Setiap Hari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
- Share:
