Filosofi Roti Buaya yang Digunakan Sebagai Ungkapan Kesetiaan Pasangan Bentuk Identitas Budaya Betawi

Filosofi Roti Buaya yang Digunakan Sebagai Ungkapan Kesetiaan Pasangan Bentuk Identitas Budaya Betawi

Filosofi Roti Buaya Yang Digunakan Sebagai Ungkapan Kesetiaan Pasangan Bentuk Identitas Budaya Betawi -Pinterest-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Roti buaya merupakan makanan berupa roti tradisional khas masyarakat Betawi, memiliki bentuk seperti buata yang disajikan pada acara-acara khusus, salah satunya pernikahan. 

Roti buaya sangat sering dijumpai di pernikahan adat Betawi, sebagai seserahan yang diberikan pihak laki-laki. 

Roti yang memiliki panjang sekitar 50cm ini memiliki filosofi mendalam. Melansir dari laman Warisan Budaya Kemdikbud, roti buaya memiliki makna sebagai ungkapan kesetiaan pasangan yang menikah untuk sehidup semati, mengarungi bahtera rumah tangga hingga akhir hayat. 

Selain itu, Roti Buaya juga melambangkan kesabaran, lambang kejantanan, kemapanan ekonomi, dan harapan. Selama perjalanan, roti ini tidak boleh rusak sampai ke tangan pengantin perempuan. 

BACA JUGA:Menelusuri Awal Mula Terciptanya Batagor yang Pernah Dinobatkan Sebagai Jajanan Paling Lezat Se-Asia

Setelah akad selesai, roti akan dibagikan kepada sanak saudara yang belum menikah, maksudnya agar mereka segera mendapatkan jodoh.

Sejarah roti buaya terinspirasi dari perilaku buaya yang hanya kawin sekali sepanjang hidupnya. Buaya tidak akan mencari pasangan lain saat pasangannya mati ataupun menghilang. 

Tidak hanya setia, hewan buas ini juga dilambangkan sebagai hewan suci karena kesabaran dan ketenangannya mencari mangsa.

Dahulu, roti buaya disajikan dalam keadaan busuk dan tekstur keras. Hal ini bermakna pasangan yang baru menikah akan langgeng seumur hidup.

Oleh karenanya dahulu roti buaya hanya merupakan simbol dan pajangan pernikahan semata. 

BACA JUGA:Pisang Goreng Indonesia Hidangan Penutup Terbaik di Dunia, Berikut 5 Jenis Pisang Goreng Khas Indonesia

Roti buaya terbuat dari campuran tepung terigu, telur dan ragi yang diadon hingga tercampur yang kemudian didiamkan hingga menggembang. Selanjutnya dibentuk seperti buaya lalu di panggang.

Saat ini, roti buaya disajikan dalam keadaan segar dan layak makan. Bahkan, seiring perkembangan zaman, roti buaya diberi isian selai atau perasa lain yang membuat rasanya semakin enak. 

Tidak ada yang mengetahui kapan pastinya roti buaya mulai hadir di acara pernikahan adat Betawi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: