Waterboarding, Teknik Penyiksaan Memakai Air yang Menakutkan

Waterboarding, Teknik Penyiksaan Memakai Air yang Menakutkan

korban disiksa dengan cara disiram memakai air, korban penyiksaan waterboarding tidak akan meninggalkan bekas luka.--

Nun jauh di sebelah barat, aparat Arab Saudi juga dituding melakukan waterboarding pada aktivitas wanita Loujain Al-Hathloul. Menurut klaim keluarga Loujain dan sejumlah aktivis kemanusiaan, Loujain menjalani aneka macam siksaan (salah satunya waterboarding) sejak ditangkap dan dipenjara oleh pemerintah Arab Saudi.

Namun tuduhan tersebut ditolak oleh pengadilan Arab Saudi dengan alasan tidak ada bukti yang cukup kalau Loujain memang benar-benar disiksa. Loujain sendiri sejak tahun 2018 menjalani hukuman penjara atas tuduhan membahayakan keamanan nasional dan mencoba mengubah sistem pemerintahan Arab Saudi secara paksa.

Dibandingkan dengan teknik penyiksaan lain (misalnya menyiksa korban dengan pukulan atau senjata tajam), waterboarding merupakan teknik penyiksaan yang relatif “bersih”. Pasalnya karena korban disiksa dengan cara disiram memakai air, korban penyiksaan waterboarding tidak akan meninggalkan bekas luka.

Namun hal tersebut tidak lantas membuat waterboarding menjadi teknik penyiksaan yang aman bagi korbannya. Pasalnya orang yang terlalu sering disiksa memakai metode waterboarding lama kelamaan juga bakal mengalami masalah pada organ-organ dalamnya.

BACA JUGA:Cegah Stunting dengan MPASI Kaya Protein Hewani

Sudah disinggung sebelumnya kalau waterboarding membuat korbannya seolah-olah bakal merasa dalam kondisi tenggelam. Hal itu sendiri bisa terjadi karena saat mengalami waterboarding, wajah korban terpapar oleh air dan korban kesulitan menghirup udara. Jika korban berada dalam kondisi kekurangan oksigen, korban secara refleks bakal langsung membuka mulutnya untuk mencari udara. Saat itulah, akan ada air yang masuk ke dalam paru-paru korban.

Korban yang terlalu sering mengalami waterboarding juga bakal mengalami masalah kekurangan asupan oksigen yang cukup. Jika hal tersebut terus menerus berlangsung, otak korban secara berangsur-angsur bakal mengalami kerusakan karena otak tidak menerima pasokan oksigen yang cukup.(**)


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: