Kampung Adat di Bulukumba Ini Jadi Tujuan Plesir Unik, Pakai Baju Merah Bisa Didenda Rp 2 Juta!

Kampung Adat di Bulukumba Ini Jadi Tujuan Plesir Unik, Pakai Baju Merah Bisa Didenda Rp 2 Juta!

Para wisatawan yang datang ke lokasi ini harus mengenakan pakaian hitam dan putih yang memiliki arti kesakralan dan kesucian.--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Indonesia merupakan negeri dengan ribuan suku di dalamnya dan salah satunya bertempat di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Di daerah Bulukumba terdapat sebuah kampung adat bernama Ammatoa Kajang.

BACA JUGA:Habiskan Biaya 1 Juta Gulden, Masjid Megah di Medan Ini Dirancang Arsitek Belanda

Lokasinya berada di Tanah Towa, Kajang, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Kampung ini menempati lahan seluas 331 hektar dan wilayahnya dikelilingi hutan tanpa jalanan beraspal. Desa adat ini dihuni oleh Suku Kajang yang disebut-sebut sebagai suku yang paling ditakuti di Sulawesi Selatan.

BACA JUGA:Begini Cara Meluruskan Rambut Secara Alami dan Murah

Adapun hal yang menarik dan unik dari Suku Kajang adalah hutan yang masih alami, sederhana, alam yang masih asri. Selain itu, hutan di desa ini masih sangat terjada keasliannya oleh penduduk desa. Uniknya, para penduduk suku Kajang ini memakai pakaian yang serba hitam dan tanpa menggunakan alas kaki.

Masyarakat adat Tana Toa Kajang merupakan masyarakat yang hingga saat ini masih memegang teguh adat-istiadat mereka. Seluruh aturan dalam adat-istiadat tersebut terejawantahkan dalam berbagai aktivitas, seperti perkawinan, kematian, bercocok tanam, cara berpakaian, dan lain-lain. Kawasan ini secara alamiah dibatasi oleh empat sungai, yakni Sungai Tuli di bagian utara, Sungai Limba di bagian timur, Sungai Sangkala di bagian selatan, dan Sungai Doro di bagian barat.

BACA JUGA:Bukan Pontianak! Daerah di Kalimantan Barat Ini Punya Potensi Tambang Uranium Sebesar 26 ribu Ton

Bagi warga suku Kajang, hitam merupakan sebuah warna adat yang kental akan kesakralannya. Hitam ternyata mempunyai makna tertentu bagi Suku Kajang Ammatoa yakni sebagai suatu simbol persamaan dalam berbagai hal termasuk juga dalam kesederhanaan.

BACA JUGA:Baca Amalan ini 40 Kali di Hari Jumat, Habib Hanif Alathos: Agar Cepat Kaya

Selain itu, warna tersebut menunjukkan kekuatan dan kesamaan derajat bagi setiap orang didepan sang pencipta. Suku Kajang sendiri terbagi menjadi dua yakni Kajang Dalam dan Kajang Luar. Kajang luar merupakan masyarakat yang tinggal di sekitar suku Kajang dan mereka menerima modernisasi.

BACA JUGA:Segera Hentikan, 2 Perbuatan Sepele Ini Bisa Menutup Pintu Rezeki, Berikut Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Mereka hidup dalam kemajuan teknologi yang mana menggunakan listrik, internet, dan sebagainya. Berbeda dengan Kajang dalam yang tidak menerima kemajuan teknologi. Karena keunikan-keunikannya, desa ini menjadi salah satu objek plesir bagi baik masyarakat Sulawesi maupun dari daerah lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: