Misteri Bumi Berdenyut Setiap 27 Juta Tahun, Bawa Bencana

Misteri Bumi Berdenyut Setiap 27 Juta Tahun, Bawa Bencana

Kecerdasan buatan yang digunakan tim peneliti dari Inggris berhasil melakukan prediksi kiamat hanya dalam waktu kurang 0,01 detik.--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Para peneliti menemukan Bumi punya siklus geologinya sendiri. Aktivitas 'denyut nadi' itu memiliki waktu setiap 27 juta tahun sekali atau kadang lebih lama. Aktivitas geologi yang dimaksud termasuk gunung berapi, kepunahan masal, reorganisasi lempeng hingga kenaikan permukaan air laut. Ahli geologi Universitas New York dan penulis utama studi, Michael Rampino memastikan siklus yang terjadi tidak acak dan saling berhubungan.

BACA JUGA:Tidak Ramah Dikantong, Mobil Lamborghini Termahal Tembus Angka Rp 130 Miliar

"Banyak ahli geologi percaya bahwa peristiwa geologi terjadi acak dari waktu ke waktu. Namun penelitian kami membuktikan statistik untuk siklus umum adalah berkorelasi dan tidak acak," jelasnya dikutip dari Science Alert.

Pertanyaan berikutnya adalah kapan siklus geologi berikutnya. Para peneliti memperkirakan aktivitas akan kembali terjadi 20 juta tahun lagi. Tim peneliti menganalisa usia 89 peristiwa geologi selama 260 juta tahun. Beberapa di antaranya ternyata berada dalam jangka waktu yang membentuk siklus bencana.

"Peristiwanya termasuk masa kepunahan laut dan non laut, peristiwa anoxic samudera besar, letusan banjir-basal di benua, fluktuasi permukaan laut, gelombang magmatisme intralempeng global dan masa perubahan laju penyebaran dasar laut dan reorganisasi lempeng," ungkap makalah tersebut.

BACA JUGA:Segera Meluncur Toyota Taisor, Mobil SUV Baru Harga Rp 140 Jutaan

Tim peneliti menambahkan dari hasil penelitian bahwa siklus peristiwa geologi terjadi sekitar 27,5 juta tahun sekali. Sejumlah penelitian memang telah lama menyelidiki siklus kejadian geologi. Tahun 1920-1930, para ilmuwan mencatat aktivitas geologi terjadi setiap 30 juta tahun sekali. Beralih ke tahun 1980-1990, para peneliti memperkirakan siklus terjadi 26,2 juta hingga 30,6 juta tahun. Saat ini berada di sekitar 27,5 juta tahun sekali.

AI Ramal Kiamat Cuma 0,01 Detik

Sekali lagi AI berhasil mengalahkan manusia. Kali ini dalam hal memprediksi penyusutan gunung es raksasa. Kecerdasan buatan yang digunakan tim peneliti dari Inggris berhasil melakukan prediksi hanya dalam waktu kurang 0,01 detik. Sementara, manusia butuh waktu beberapa menit melakukan tugas serupa, yang artinya AI bisa 10 ribu kali lebih cepat dari manusia.

BACA JUGA:Tampil Glowing Dari Dalam, Berikut Suplemen Yang Baik Untuk Kulit

Tahun lalu, salah satu gunung es terbesar A68a mencair di Samudera Atlantik Selatan. Sebelumnya, gunung dengan panjang lebih dari 100 mil dan lebar 30 mil telah hanyut dari rumahnya di Semenanjung Antartika selama lima tahun.

Para ilmuwan melakukan pemantauan perjalanan dan penyusutan A68a dengan gambar satelit. Namun ini bukan tugas yang mudah, karena kesamaan warna gunung es, lautan es dan awan yakni putih.
Baca: HP Sebentar Lagi Punah, Penggantinya Sudah Ada

"Selain itu garis pantai Antartika menyerupai gunung es pada citra satelit, jadi algoritma segmentasi standar sering memilih pantai bukan hanya gunung es," kata penulis utama dari Universitas Leeds, Anne Braakman-Folgmann, dikutip dari Space.

BACA JUGA:Sebelum Menikah, Berikut Perawatan Kulit Yang Perlu Diperhatikan

Untuk itu AI dikerahkan. Tim peneliti melatih AI mengenali gunung es besar dengan gambar dari satelit Sentinel-1 milik Badan Antariksa Eropa. Satelit itu disebut bisa menangkap permukaan Bumi dengan jelas. Bahkan jika tertutup awan maupun kurangnya cahaya.

Sistem AI, para peneliti mengatakan bisa mendeteksi gunung es dengan akurasi 99%. Teknologi itu juga bisa mengidentifikasi tujuh gunung es dengan ukuran mulai dari 54 kilometer persegi-1.052 kilometer persegi (ukuran kota Bern Swiss hingga sebesar Hong Kong).(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: