Wajib Dipahami, Mitos dan Fakta Epilepsi yang Sebaiknya Diketahui

Wajib Dipahami, Mitos dan Fakta Epilepsi yang Sebaiknya Diketahui

Wajib dipahami, mitos dan fakta epilepsi yang sebaiknya diketahui -(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

Sehingga, penting bagi masyarakat, khususnya orang-orang yang berada di dekat penderita untuk memahami gejala epilepsi.

Selain kejang yang terjadi secara spontan, beberapa gejala umum dari epilepsi adalah mata mengedip dengan cepat, mata terbuka dan arah tatapan ke langit-langit, sadar tapi terlihat bingung atau hilang kesadaran setelah kejang selama beberapa menit hingga jam, otot terasa kaku, gerakan menyentak pada tangan dan kaki yang tidak terkendali, tiba-tiba terjatuh karena kehilangan kesadaran. 

Jika hal ini terjadi, maka pertolongan pertama epilepsi perlu segera diberikan.

6. Dapat Dialami Oleh Siapa Saja

Tak sedikit yang beranggapan bahwa epilepsi merupakan penyakit anak-anak. Meski usia anak-anak lebih rentan mengalami epilepsi, tak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini juga bisa terjadi pada orang dari segala kelompok usia dan bisa muncul kapan saja.

Mengenal Berbagai Mitos Epilepsi

Setelah mengetahui beberapa fakta epilepsi, kini saatnya memahami beberapa mitos epilepsi untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penyakit ini.

1. Tidak Bisa Diobati

Mitos yang mengatakan bahwa epilepsi merupakan penyakit mistis membuat masyarakat lebih memilih pengobatan alternatif non medis untuk mengatasi kejang akibat epilepsi. 

Padahal, epilepsi merupakan suatu kondisi medis yang bisa dikontrol dengan mengonsumsi obat-obatan antiepilepsi secara rutin.

Di samping mengonsumsi obat-obatan antiepilepsi, penderita epilepsi juga disarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat dan menghindari faktor-faktor yang dapat memicu kambuhnya gejala epilepsi, seperti dehidrasi, demam, stres, kelelahan, kurang tidur, dan pencetus serangan kejang lainnya.

2. Penyakit Langka

Anggapan bahwa epilepsi merupakan penyakit langka tidaklah benar. Pasalnya, penyakit ini banyak dialami oleh masyarakat, di mana sebagian kasus epilepsi terjadi bersamaan dengan atau sebagai akibat dari penyakit lain, seperti autisme, cerebral palsy, Alzheimer, dan cedera otak traumatik.

Bahkan, berdasarkan data dari WHO, terdapat sekitar 50 juta orang mengidap epilepsi di seluruh dunia dan menjadikannya sebagai salah satu gangguan neurologi yang cukup umum terjadi di seluruh dunia.

3. Penyakit Menular

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: