Pohon Berumur 105 Tahun di Jalan Bengkulu - Kepahiang Ditebang Sebabkan Kemacetan Ribuan Kendaraan

Pohon Berumur 105 Tahun di Jalan Bengkulu - Kepahiang  Ditebang Sebabkan Kemacetan Ribuan Kendaraan

Polantas Polres Kepahiang memberlakukan sistem buka tutup jalan-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

KEPAHIANG, BENGKULUEKSPRESS.COM - Pohon karet berukuran sangat besar yang ditebang oleh tim gabungan dari Pemprov Bengkulu dan Pemkab Kepahiang di jalan lintas Bengkulu - Kepahiang atau biasa dikenal dengan kawasan Liku Sembilan, sejak Rabu (7/9/2022), menutup badan jalan.

Besarnya ukuran pohon karet yang diperkirakan ditanam sekitar tahun 1917  tersebut menutup hampir keseluruhan badan jalan lintas Kepahiang - Bengkulu Tengah sehingga menyebabkan kemacaten hingga Kamis siang (8/9/2022). 

"Ribuan kendaraan macet total, personel Satlantas Polres Kepahiang terus berupaya menguras kecamatan dengan mengatur lalu lintas," jelas Kapolres Kepahiang AKBP Yana Supriatna S.Ik M.Si melalui Kasatlantas IPTU Dendi Putra SH. 

Personel gabungan belum bisa menyelesaikan evakuasi pohon karet, karena masih menunggu peralatan. Dendi mengimbau kepada masyarakat yang ingin berpergian kearah Bengkulu diharapkan untuk bersabar, menunggu proses evakuasi selesai. 

BACA JUGA:Besok, Ruas Jalan Liku Sembilan Diberlakukan Buka Tutup

Sementara ini, personel lantas memberlakukan buka tutup jalur. Agar kendaraan bisa lewat secara bergantian dari kedua arah. 

Pemisahan batang pohon masih dilakukan pihak BPJN Bengkulu, Dinas LHK Bengkulu, Dishub Provinsi Bengkulu, LH Kepahiang, BKSDA Bengkulu, BPBD Provinsi Bengkulu, BPBD Kepahiang serta dibantu Polres Kepahiang dalam mengatur lalu lintas.

Menurut cerita rakyat sekitar, pohon yang ditebang atau pohon karet itu adanya penunggu atau makhluk tak kasat mata.  Pohon itu cukup tinggi kemungkinan tinggi pohon itu puluhan meter dan sudah ditanam sejak 1917 lalu. 

"Ada penghuninya pohon itu, masyarakat sini sebutnya jin hitam, bentuknya serba hitam atau sering kami sebut tikungan Hantu Bau'k," cerita Amrin (67) warga sekitar.

Lanjut Amrin, Jin Hitam itu kembali ke Riak Siabun, Kabupaten Seluma. Sebelum dilakukan penebangan pohon karet itu juga ditemukan sesajen di dekat pohon. 

"Sering orang ngasih sesajen di sana. Sebelum nebang pohon tadi sebaiknya di kasih persyaratan dulu yang serba hitam lah makanannya tanpa garam. Dia (Jin Hitam) ngak nahan pohon itu lagi kadang dia juga istirahat di dekat pohon di sana, karena ada pondok untuk dia istirahat di sana," ucapnya. (320)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: