UMP Bengkulu Tak Penuhi Kebutuhan Perbulan

UMP Bengkulu Tak Penuhi Kebutuhan Perbulan

HARGA sejumlah harga kebutuhan pokok masih mengalami kenaikan di pasaran Kota Bengkulu.-(foto: rio susanto/bengkuluekspress.disway.id)-

Jika upah itu tidak mengalami kenaikan secara signifikan, maka Jecky menegaskan upaya demo kepada pemerintah juga penting dilakukan. Agar suara-suara pekerja itu bisa diperhatikan oleh pemerintah. 

"Kita harus tegas, cabut aturan penetapan upah saat ini. Agar upah pekerja menuju layak itu bisa dirasakan," tuturnya. 

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu garis kemiskinan per rumah tangga itu dinilai rata-rata rupiah minimum

yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak dikategorikan miskin. Secara rata-rata, garis kemiskinan per rumah tangga pada Maret 2022

adalah sebesar Rp 2.670.208/bulan. Jumlah kebutuhan itu naik 3,95 persen dibandingkan kondisi September 2021.

"Juga mengalami kenaikan 6,41 persen dibanding kondisi Maret 2021 sebesar Rp 2.393.352/bulan," pungkas Kepala BPS Provinsi Bengkulu Ir Win Rizal. 

Potensi Kemiskinan Meningkat

Provinsi Bengkulu berpotensi mengalami peningkatkan angka kemiskinan. Saat ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu kemiskinan Provinsi Bengkulu nomor 2 se-Sumatera. Tercatat jumlah penduduk miskin di Provinsi Bengkulu pada Maret 2022 mencapai 297,2 ribu orang.

"Dibandingkan September 2021, jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 5,4 ribu orang. Sementara jika dibandingkan dengan Maret 2021, jumlah penduduk miskin berkurangsebanyak 8,77 ribu orang," terang BPS Provinsi Bengkulu Ir Win Rizal.  Dijelaskannya, persentase penduduk miskin di Bengkulu pada Maret 2022 tercatat sebesar 14,62 persen. Jumlah ini menurun 0,6 persen poin pada Maret 2021 dan naik 0,19 persen poin pada September 2021. Jika dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2021- Maret 2021, jumlah penduduk miskin perkotaan bertambah sebesar 230 orang. Sedangkan di perdesaan turun sebesar 9 ribu

orang. 

"Persentase kemiskinan di perkotaan turun 0,22 persen. Sementara di perdesaan turun dari 15,28 persen menjadi 14,49 persen," ungkapnya. 

Rizal mengatakan, garis kemiskinan itu dilihat dari nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan non makanan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran  Rp 590.754 per kapita per bulan itu masuk pada garis kemiskinan. 

"Dibandingkan Maret 2021, garis kemiskinan naik sebesar 7,62 persen. Sementara jika dibandingkan September 2021 terjadi kenaikan sebesar 3,20 persen," tutur Rizal. 

Penyumbang angka kemiskinan itu, baik di perkotaan dan perdesaan itu hampir sama.  Beras masih memberi sumbangan terbesar 19,99 persen di perkotaan dan 23,58 persen di perdesaan. Sementara rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan yaitu 13,81 persen di perkotaan dan 9,99 persen di perdesaan.

Komoditi lainnya seperti cabai merah memberikan sumbangan kemiskinan 4,38 persen di perkotaan dan 4,25 persen di perdesaan. Lalu daging ayam ras 4,30 persen di perkotaan dan 3,65 persen di perdesaan, telur ayam ras 4,08 persen di perkotaan dan 2,97 di perdesaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: