Ekonomi Bengkulu Diprediksi Membaik
BENGKULU, BE - Bank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada kuartal III-2020 lebih baik dibandingkan kuartal II-2020. Sikap optimis tersebut didorong oleh meningkatnya momentum pemulihan ekonomi di daerah dalam tiga bulan terakhir. Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Rifat Pasha memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 di Bengkulu dapat tumbuh lebih baik dari kuartal sebelumnya. Di mana, ekonomi Bengkulu pada periode April-Juni mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,48 persen. \"Bahwa kondisi ekonomi Bengkulu pada triwulan III-2020 ini merupakan kondisi yang lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya dan selanjutnya secara bertahap InsyaAllah kembali positif dan meningkat signifikan pada tahun 2021,\" kata Rifat, kemarin (23/9). Ia menambahkan, salah satu perwujudan dari terus berjalannya bahkan meningkatkan momentum pemulihan perekonomian ini adalah membangun rasa optimisme dari semua komponen perekonomian. Baik dari otoritas, regulator, serta para pelaku bisnis maupun masyarakat tersebut. \"Bukan tanpa dasar berbagai indikator ekonomi menunjukkan perbaikan. Apakah itu survei konsumen, sebagai penjualan eceran, dan sebagainya,\" imbuhnya. Di samping itu, beberapa komponen ekonomi lainnya di Bengkulu juga menunjukkan perbaikan signifikan di kuartal III-2020. Di antaranya peningkatan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur, sektor pariwisata, kenaikan tingkat hunian hotel dan meningkatnya jumlah penumpang domestik bandara. \"Itu sejalan dengan kebijakan adaptasi kebiasaan baru. Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah daerah dan juga pemerintah pusat adalah hal yang sangat tepat pendekatan kesehatan dan pendekatan ekonomi dilakukan secara baik dengan dinamis,\" ujarnya. Selain itu, Ia mengaku, saat ini Bengkulu juga tidak memiliki zona merah, bahkan hanya ada zona orange, kuning, dan hijau. Meski beberapa daerah ada yang masuk dalam zona orange dan kuning, namun tetap ditekankan pada pendekatan kesehatan dan tidak mematikan perekonomiannya. Sedangkan daerah yang masuk ke zona hijau lebih kepada pendekatan perekonomian namun tetap memperhatikan kehati-hatian dalam protokol kesehatan. \"Itu adalah kebijakan berimbang secara dinamis adalah kunci,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: