Waspadai ISPA dan Infeksi Mata

Waspadai ISPA dan Infeksi Mata

BENGKULU, BE - Akibat masih terus terkepungnya Kota Bengkulu dari kabut asap, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Bengkulu mengeluarkan Surat Edaran (SE) agar warga masyarakat menghindari penyakit yang disebabkan oleh infeksi mata dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) serta penyakit kulit. \"Surat edaran ini kita sebarkan melalui UPTD Puskesmas agar mereka dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa timbul kapan saja ditengah kepungan asap yang masih terus terjadi saat ini,\" kata Kepala DKK, drg H Edriwan Mansyur MM, kemarin. Untuk mengantisipasi serangan infeksi mata dan ISPA, lanjut Edriwan, warga masyarakat diimbau untuk tidak keluar rumah. Disamping itu, warga juga diimbau untuk menggunakan masker dan kacamata saat keluar rumah. \"Keluar rumah kalau memang penting saja. Masker juga diperlukan agar kita tidak menghirup udara yang mengandung asap secara langsung. Masker ini akan kita bagikan kalau BLH menyatakan kualitas udara sudah sangat buruk. Dan yang paling penting jangan menambah titik api baru dengan tidak membuang puntung rokok dan sampah sembarangan,\" ujarnya. Ia menjelaskan, ditengah iklim saat ini, tubuh manusia akan rentan terhadap penyakit. Karenanya ia menyarankan agar setiap warga dapat menjaga kesehatan diri dan lingkungan. \"Kalau kondisi fisik kita tidak tahan, kita akan mudah sekali terserang ISPA dan penyakit lainnya yang diakibatkan asap ini. Cara pencegahannya adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh. Minumlah air putih yang banyak,\" imbaunya. Berdasarkan data yang dimiliki DKK, belum ada peningkatan yang signifikan atas penyakit ISPA dan infeksi mata sejak kabut asap mengepung Kota Bengkulu. Berdasarkan data bulan Agustus 2014, pengidap penyakit ISPA sebanyak 2671 orang. Jumlah ini justru menurun pada bulan September 2014 menjadi sebanyak 2412. \"Bulan Oktober belum kita data. Namun dari laporan secara umum dari puskesmas-puskesmas, belum ada peningkatan. Hari ini (kemarin, red), kita kembali menurunkan tim ke 74 Puskesmas Induk dan Pembantu se Kota Bengkulu untuk melakukan pendataan kembali. Diantara yang perlu diwaspadai bukan hanya ISPA dan Infeksi Mata, tapi juga penyakit kulit,\" sampainya. Ia menguraikan, DKK terus melakukan koordinasi secara intensif bersama instansi lainnya seperti BNPB dan BLH baik tingkat kota maupun tingkat provinsi. Koordinasi dilakukan untuk memutuskan kebijakan strategis menyikapi kabut asap yang belum surut hingga saat ini. \"Kabut asap yang ada saat ini belum pada ambang batas yang mengkhawatirkan. Sejauh ini kita masih menanti dari BLH terkait status kabut asap ini sendiri. Kalau sudah darurat, BNPB akan berperan untuk memberikan penanggulangan darurat. Kita sendiri siaga di puskesmas-puskesmas. Kalau ada batu pilek segera periksa. Untuk pemeriksaan ini kita berikan secara cuma-cuma,\" pungkasnya. Kerahkan 5 Unit Helikopter Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) terus berupaya memadamkan ratusan titik api yang terdapat di Sumatera Selatan dan Jambi yang asapnya sampai di Bengkulul. Sejauh ini BNPB telah menerjunkan sedikitnya 5 helikopter untuk menyiramkan air pada daerah yang terbakar tersebut dari udara. Hanya saja hingga sore, kebakaran di Sumsel dan Jambi itu terus terjadi. \"Sebelumnya kita sudah menerjunkan 3 unit helikopter, karena hingga api belum bisa dipadamkan sepenuhnya, maka hari ini (kemarin,red) kita tambah 2 unit lagi,\" kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkatnya kepada BE, kemarin. Menurutnya, sudah jutaan liter air yang berhasil disiramkan ke lokasi kebakaran oleh kelima helikopter tersebut. Namun kebakaran masih terus terjadi karena jumlah titik api memang sangat banyak. \"Berdasarkan hasil pemantauan dan laporan yang kami terima, di Sumsel terdapat 172 titik api, sedangkan di Jambi ditemukan 3 titik api, sedangkan di Provinsi Bengkulu ada,\" ujarnya. Diakui Sutopo, yang terbakar di Sumsel tersebut adalah hutan dan kawasan gambut, sehingga proses pemadaman api pun terbilang sulit karena api merambat melalui rerumputan di daerah rawa yang belakangan  ini kering akibat kemarau. Namun BNPB sendiri terus membomkan air dari udara untuk memadamkan api tersebut. \"Sudah lebih dari 7.000 hektar lahan telah terbakar di Sumsel. Akibatnya konsentrasi partikel halus yang mencemarkan udara atau partikulat pada siang hari berada pada level berbahaya yaitu diangka 434,\" terangnya. Dikatakannya, selain di Sumsel dan Jambi, sejumlah daerah juga tengah terjadi kebakaran hutan, seperti di Kalimatan Barat terdapat 37 titik api, Kalteng 29 titik api dan Kalsel 4 titik api. Untuk memadamkan api disejumlah provinsi tersebut, BNPB juga telah mengerahkan helikopter sebanyak 9 unit untuk membantu pemerintah daerah dalam memadamkan api. \"Untuk di Sumsel kita masih melihat kondisinya, jika masih terjadi kebakaran dan asap terus mengepul, maka akan kita tambah 1 unit helikopter lagi pada hari Minggu besok,\" ungkapnya. Untuk memulihkan udara, pihaknya juga sudah menerjunkan pesawat Hercules TNI AU di Palembang untuk modifikasi cuaca sejak Kamis (16/10) lalu.(400/009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: