Perjuangan Pemecah Batu
Ashari (42) warga Dusun Pal V Desa Air Kopras Kecamatan Lebong Utara harus bekerja keras untuk menghidup keluarganya. Diusianya yang mulai menua ia harus menekuni profesi sebagai pemecah batu. Pekerjaan yang sangat menguras tenaga dan berisiko besar tertimbun bebatuan yang cadas dan besar. Berikut kisahnya ========================
Dwi Nopiyanto,
Lebong ======================== Sudah lebih dari 5 tahun bukit di Desa Air Kopras terus di gali oleh Ashari, warga Dusun Pal V DEsa Air Kopras. Pria ini bekerja menjadi pemecah sekaligus penjual batu. Ia tidak peduli keselamatan serta resiko besar yang bisa menimpa dirinya, yang ada difikirannya hanyalah bagaimana mendapatkan uang agar anak dan istrinya di rumah bisa makan demi keberlangsungan hidupnya. Bapak 3 orang anak ini mengaku setiap harinya dirinya mampu menghasilkan sekitar sekubik batu pecah yang dijualnya dengan harga Rp 60 hingga 70 ribu. Batu tersebutdiperolehnya dari bukit yang diruntuhkannya. Sebagian tanahdari bukit tersebut diberikannya pada siapa yang membutuhkannya untuk menimbun lahan yang miringh. Bahkan timbunan Rumah Dinas Bupati, Kantor BLHKP,serta kantor BKD lebong ditimbun dari tanah dilahan tersebut. \"Ya untuk penghasilan minimal Rp 70 ribu perhari, itupun kalau ada yang membeli batu. Kalau tidak ada ya numpuk saja batu yang saya pecahkan itu. Alhamdulillah setiap hari ada saja yangmembeli batu, apalagi nanti masuk musim proyek jadi banyak yang beli batu,\" kata Ashari pada BE kemarin sambil memegang martil pemecah batu. Saat ditanyakan apakah tidak takut akan resiko tertimbun tanah longsoran bukit setinggi 30Meter tersebut. Dengan entengnya Ashari mengatakan,\"Ya itu sudah resikonya\". Menurut Ashari dirinya tidak terlalu memikirkan keselamatannya dalam bekerja, namun ia lebih memikirkan resiko saat menjatuhkan batu besar dari atas bukit. Ia takut batu tersebut menggelinding ke jalan, hingga menyebabkan kecelakaan. \"Jadi kapan saya hendak menjatuhkan batu besar saya meminta bantuan teman untuk melihat kondisi dijalan apakah ada pengendara atau tidak. Selain itu tujuan saya meratakan bukit ini agar jalan tikunganmenuju Air Putih ini bisa lebar sehingga pandangan pengendara bisa luas dan tidak menimbulkan kecelakaan,\" pungkasnya.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: