Gub Desak JSS Segera Dibangun
BENGKULU,BE- Pemerintah provinsi (Pemprov) Bengkulu bersama dengan forum Gubernur se-Sumatera mendesak pemerintah pusat melalui kementerian terkait untuk segera merealisasikan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS). Hal itu diungkapkan Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah, SAg, MPd, kepada wartawan. \"Kita sudah sampaikan permintaan tersebut bersama dengan forum Gubernur se-Sumatera, karena kita nilai rencana tersebut dipandang penting untuk meningkatkan perekonomian di wilayah Sumatera,\" ujarnya. Menurut Gubernur, kepala daerah se-Sumatera menilai pembangunan JSS merupakan penghubung penting 52 juta lebih warga di Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa melalui sebuah jembatan. Padahal rencana tersebut telah dicetuskan pada 1960, namun batal diagendakan pada 2014 karena berbagai hal. \"Kita berharap jika kemegahan JSS sepanjang 29 kilometer dapat menghubungkan Sumatera dan Jawa. Terlebih diintegrasikan juga dengan moda transportasi masal Kereta Api (KA),\" katanya. Junaidi mengatakan, dengan realisasi tersebut, tak hanya provinsi Lampung yang akan tumbuh pesat dengan adanya JSS. Tetapi, sembilan provinsi lainnya akan ikut tumbuh. \"Karena Sumatera menyumbang perekonomian nasional 22,37 persen dari berbagai sektor termasuk pertambangan dan perkebunan,\" lanjutnya. Dengan keberadaan JSS, maka katanya, minimal dua jam keterlambatan untuk ke pulau Jawa, paling tidak karena full traffic sedangkan jarak tempuh sebenarnya hanya 30 menit atau setengah jam. \"Kondisi Pelabuhan Bakauheni yang over capacity pada 2012 dengan sebanyak 1.885.339 kendaraan. Dan akhir 2017 diperkirakan mencapai 2,9 juta unit dengan pertambahan 8,11 persen setiap tahunnya,\" jelasnya. Dijelaskannya, moda transportasi yang disediakan pemerintah saat ini tidak bisa mendukung pertumbuhan pelintas Jawa - Sumatera. \"Sebanyak 48 kapal feri yang ada sudah uzur, tidak bisa memenuhi melesatnya pertumbuhan ekonomi Lampung dan provinsi lainnya di region Sumatera,\" katanya. Gubernur mengibaratkan, Lampung sebagai pintu gerbang Sumatera yang kurang dirawat oleh pemerintah pusat dan akibatnya moda transportasi yang minim pilihan. \"Sehingga per hari, Rp. 60 miliar lebih potensi pendapatan daerah menguap akibat mengantri di Bakauheni untuk menyeberang ke Pulau Jawa,\" katanya. Ia menyebutkan, melalui Lampung, setiap harinya 40 - 60 ribu ton mengalir ke Pulau Jawa untuk kebutuhan pembangkit listrik dan industri, selain itu produk-produk lain, seperti Kelapa Sawit, Kopra, Lada dan Kopi juga tak jarang tertahan akibat buruknya transportasi. \"Padahal jembatan Suramadu yang telah lebih dahulu direaliasi itu hanya menghubungkan lima kabupaten dengan Jawa. Sedangkan kita, menghubungkan 10 provinsi, namun minta dibuatkan jembatan, hingga kini belum ada kejelasan. Padahal, ekonomi Sumatera terhadap pertumbuhan nasional tidak sedikit,\" tutup Gubernur. (100)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: