Siswa SMKS 18 Al Yasir Kesurupan

Siswa SMKS 18 Al Yasir Kesurupan

 

\"RUDIBENGKULU, BE - SMKS 18 Al Yasir yang terletak di Jalan Irian nomor 15 Kelurahan Tanjung Jaya, kemarin, terpaksa meliburkan siswanya. Hal ini lantaran 8 orang siswi mereka, mengalami kesurupan. Wakil Kepala ekolah SMKS 18 Al Yasir Novi Dwi Lestari SSi kepada BE mengatakan, mulanya kesurupan ini dialami oleh seorang siswa. Namun kemudian menular kepada siswi lainnya. \"Sekolah memutuskan untuk menghentikan kegiatan belajar mengajar. Kepada siswi yang mengalami kesurupan ini, kami meminta kepada orangtuanya untuk menjemput. Belajar mengajar akan kami lanjutkan kembali pada hari Senin (7/10),\" katanya. Dijelaskannya, kejadian yang sudah tejadi kali kedua ini setelah sempat terjadi juga pada Jumat (4/10) kemarin, merupakan hal yang lumrah. Pasalnya, sekolah mereka baru dua tahun berdiri dan banyak sekolah yang sama mengalami hal ini. \"Hari ini sengaja kita hentikan karena suasana mulai kurang kondusif,\" jelasnya. Sementara itu, anggota pengawas SMKS 18 Al Yasir dari Diknas Kota Bengkulu, Drs Yusuf Manan mengatakan, pihak sekolah diperkenankan mengambil kebijakan untuk memulangkan muridnya. Hal ini lantaran adanya pendapat yang mengatakan bahwa fenomena kesurupan mudah menular pada siswa lainnya yang lemah secara fisik. “Kalau keadaannya seperti ini, kita perbolehkan mereka pulang lebih awal, namun Senin masuk kembali. Rata-rata siswa yang pingsan serta kesurupan itu mayoritas indekos. Jadi bisa juga karena beban yang dirasakan sehingga cepat mengalami gangguan mental dan kejiwaan,\" tukasnya. Menariknya, Ustadz Drs Syamil yang datang mencoba menyembuhkan para siswi yang kesurupan menuturkan, bahwa diantara para siswi tersebut ada yang mempunyai jimat. Menurut Syamil, penggunaan jimat itu meminta korban atas penggunaannya. \"Kita sudah melakukan intrograsi kepada salah seorang siswi yang orang tuanya memegang jimat tersebut dan diakui. Sementara kenapa perempuan yang banyak mengalami hal ini karena kondisi fisik perempuan yang relatif lemah ditambah lagi beban psikologis terhadap individu siswi sehingga membuat mereka mudah dirasuki,\" kata salah satu pengurus KUA Kecamatan Ratu Samban ini. Pantauan BE, hingga pukul 09.30 WIB, sejumlah siswi masih mengalami fenomena ini. Mereka berteriak, pingsan, berbicara sendiri dan membentak-bentak media yang melakukan peliputan. Keamanan sekolah ini pun diperketat. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: