Dijuluki Spiderman Indonesia, Ini Sosok Veddriq Leonardo Pemenang Cabang Panjat Tebing di Olimpiade Paris

Dijuluki Spiderman Indonesia, Ini Sosok Veddriq Leonardo Pemenang Cabang Panjat Tebing di Olimpiade Paris

Keberhasilan kontingen Indonesia pada cabang panjat tebing di dapat karena kerja keras atlet muda Veddriq Leonardo. -Pinterest -

Seiring berjalannya waktu, Leonardo memilih untuk beralih ke nomor speed. Ia mengikuti turnamen panjat tebing nasional pertamanya di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau pada 2014. 

Sayangnya pada gelaran itu ia gagal menjadi juara dan hanya finis di posisi delapan besar. 

Kegagalan itu tidak membuat Leonardo patah arang. Alumni SMA N 6 Pontianak itu prestasinya semakin meroket di dunia olahraga panjat tebing.

BACA JUGA:Link Live Streaming Beserta Prediksi Indonesia vs Taiwan di Kualifikasi Piala Asia U-23

BACA JUGA:Catat! Cara Mencegah Kelelahan Saat Bersepeda, Penting Untuk Pemula


Keberhasilan kontingen Indonesia pada cabang panjat tebing di dapat karena kerja keras atlet muda Veddriq Leonardo. -Pinterest -

Ia menjadi pemenang di Climbing World Cup IFSC (International of Sport Climbing) sebanyak enam kali, yakni pada 2021 (Dua kali), 2022 (Dua kali), dan 2023 (Dua kali). 

Atlet yang dijuluki Spiderman Indonesia itu juga sempat mempersembahkan prestasi untuk Indonesia saat memenangkan medali emas Asian Games 2018 dan medali perak Asian Games 2022 di nomor speed relay. 

Sebelumnya Leonardo berhak tampil Olimpiade Paris 2024 usai sukses meraih posisi ketiga pada nomor speed putra di babak kualifikasi yang dihelat di Budapest, Hungaria pada Juni 2024. 

Perjalanan Veddriq untuk mendapatkan medali emas Olimpiade Paris 2024 terbilang cukup berliku. Alumnus Universitas Tanjungpura jurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) itu mampu mengungguli atlet tuan rumah, Bassa Mawen sekaligus menyamai rekor dunia 4,79 detik pada percobaan kedua penyisihan unggulan. 

BACA JUGA:Jadwal Lengkap Timnas Indonesia U-24 di Sepak Bola Asian Games 2023

BACA JUGA:Tiger Woods dan Nike Akhiri Kerja Sama yang Terjalin Selama 27 Tahun

Meski begitu, penyamaan rekor dunia tersebut tidak berlangsung lama. Sebab, Samuel Watson kembali memecahkan rekor itu dengan catatan waktu 4,75 detik. 

Untuk memperebutkan tiket perempat final, Leonardo harus berjibaku dengan sesama rekannya dari Indonesia, Rahmad Adi Mulyono dengan catatan waktu 4,98 detik. 

Pada akhirnya, Leonardo mampu mengandaskan lawan-lawannya di babak selanjutnya, seperti Bassa Mawen (Prancis) dan Reza Ali Shenazandifard (Iran) dengan catatan waktu 4,78 detik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: