Mukomuko Jadi Pusat Peternakan Sapi: Populasi Meningkat 100% dalam 3 Tahun

Mukomuko Jadi Pusat Peternakan Sapi: Populasi Meningkat 100% dalam 3 Tahun

Foto ilustrasi peternakan sapi-(istimewa)-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Kabupaten Mukomuko mencatat lonjakan luar biasa dalam populasi ternak sapi, yang kini naik dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir.

Berdasarkan data terbaru, jumlah sapi di daerah ini melonjak dari sekitar 15.000 ekor pada tahun 2021 menjadi 32.000 ekor pada tahun 2024. Peningkatan ini mencerminkan komitmen dan inovasi masyarakat serta pemerintah dalam sektor peternakan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Pitriyani, S.Pt, mengungkapkan bahwa lonjakan populasi ternak sapi ini dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat yang semakin tinggi untuk berinvestasi dalam peternakan sapi sebagai bentuk tabungan yang berkembang. 

“Meningkatnya populasi hingga 100 persen dalam tiga tahun terakhir ini dikarenakan masyarakat menganggap ternak sapi sebagai investasi yang menguntungkan. Banyak yang mulai beralih ke peternakan sapi,” ujar Pitriyani ketika dikonfirmasi di Mukomuko, Kamis (25/7/2024). 


Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Pitriyani, S.Pt.-(istimewa)-

BACA JUGA:Mukomuko Luncurkan Kampanye Besar: Target 23.327 Anak Divaksin Polio

Selain faktor investasi, teknologi modern seperti inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik telah dimanfaatkan secara luas oleh peternak di Mukomuko. Teknologi ini tidak hanya mempercepat reproduksi ternak tetapi juga meningkatkan kualitas sapi yang dilahirkan. 

"Inseminasi buatan mendorong pertumbuhan populasi sapi yang lebih cepat dan merata. Sapi yang dihasilkan dari inseminasi buatan cenderung memiliki badan yang besar dan daging yang banyak," jelas Pitriyani.

Lebih lanjut, Pitriyani menambahkan bahwa inseminasi buatan juga membantu menghindari kawin sedarah, yang dapat menurunkan kualitas ternak. 

“Dengan kawin alami, sering terjadi kawin sedarah yang menyebabkan anakan sapi menjadi kerdil, meskipun induk dan pejantan memiliki ukuran yang besar,” katanya.

Saat ini, pemerintah, termasuk Pemkab Mukomuko, menyediakan straw kawin suntik untuk memastikan kualitas ternak tetap terjaga dan meningkatkan produksi sapi. 

BACA JUGA:Dana Desa 2024: Mukomuko Prioritaskan Rp 13 Miliar untuk Program Stunting

"Masa bunting sapi biasanya sekitar 283 hari, dan setelah melahirkan, sapi bisa birahi dan siap kawin dalam 60 hingga 90 hari. Dengan kawin suntik, keberhasilan bunting cukup tinggi," kata Pitriyani.

Lebih banyak peternak kini memilih untuk tidak memelihara pejantan karena inseminasi buatan lebih praktis dan efisien. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: