Ken Dedes! Perempuan yang Menurunkan Raja-raja di Tanah Jawa

Ken Dedes! Perempuan yang Menurunkan Raja-raja di Tanah Jawa

Kitab Pararaton menggambarkan Ken Dedes sebagai wanita cantik luar biasa. Konon, kecantikannya mengalahkan mengalahkan keindahan Hyang Sasadara (bulan).--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Sejarah panjang Tumapel-Singosari bermula dari kain Ken Dedes yang tersingkap. Demi melihat betis Ken Dedes yang bercahaya, perasaan Ken Arok membuncah. Ia ingat pesan Lohgawe, ayah angkatnya. Jika ada wanita yang seperti itu, itulah nariswari. Wanita utama yang akan menjadikan siapa saja suaminya menjadi Maharaja.

Arok, laki-laki dari Desa Campara, mulai mengatur rencana. Ia memesan keris pada Mpu Gandring, memamerkan pada Kebo Ijo, dan akhirnya menikam jantung Tunggul Ametung. Selanjutnya, Ken Arok mengangkat dirinya menjadi akuwu Tumapel, sekaligus memperistri Dedes yang sedang mengandung anak Tunggul Ametung.  Lebih dari itu, Arok kemudian menggulingkan Kertajaya, Raja Kediri (1222), dan menjadikan Tumapel sebagai kerajaan baru yang dikenal dengan nama Singasari.

BACA JUGA:Inilah Fakta di Balik Cara Menghilangkan Komedo dengan Pasta Gigi

Dari Ken Arok-Ken Dedes inilah dinasta wangsa Rajasa dimulai. Sebuah generasi yang menjadi cikal bakal raja-raja di Tanah Jawa. Dedes melahirkan Anusapati, sedangkan sang selir, Ken Umang, melahirkan antara lain Tohjaya dan Mahisa Wonga Teleng.

Dedes adalah sosok yang sulit diidentifikasikan. Namanya tak pernah disebut dalam Nagarakertagama yang nota bene sumber sejarah terpercaya karya Mpu Prapanca pada masa Hayam Wuruk memerintah Majapahit. Dedes juga tidak terdapat dalam prasasti apa pun.

Namun, nama Ken Dedes disebut dengan sangat gemilang dalam naskah Pararaton,  sebuah kitab yang ditulis ratusan tahun sesudah zaman Tumapel dan Majapahit (pada akhir tahun 1400 atau akhir abad ke-14). Dari Pararaton pula Dedes mendapat sebutan wanita utama yang melahirkan raja-raja di Tanah Jawa.

BACA JUGA:Tips Jitu Merawat Kecantikan sebelum Tidur, Begini Caranya

Setelah menaklukkan Kediri, Ken Arok naik tahta dengan gelar Rajasa Sang Amurwabumi yang menandai lahirnya dinasti baru, Arok-Dedes. Dan sejak 1222, dinasti ini bertahan hingga kini. Raja-raja yang memimpin kerajaan setelah Singasari, mulai Majapahit hingga Mataram Islam, adalah keturunan Dedes.

Singasari (1222-1292) diperintah oleh keturunan Dedes, kecuali pada era Tohjaya (anak Ken Arok dengan Ken Umang) yang singkat. Selebihnya, Anusapati, Ranggawuni, dan Kertanegara adalah keturunan Dedes dengan Tunggul Ametung.

Majapatit ke Mataram
Di era Majapahit, Raden Wijaya sang pendiri Majapahit adalah keturunan Dedes dengan Ken Arok. Dan itu berlangsung hingga masa Majapahit yang hampir selama 200 tahun. Majapahit berganti Demak. Masa pemerintahan pun berganti. Namun, mulai dari Raden Patah, Dipati Unus, sampai Sultan Trenggana adalah keturunan Dedes. Sebab, Raden Patah merupakan putra Prabu Brawijaya yang masih dalam garis keturunan Raden Wijaya.

BACA JUGA:Begini Cara Mengatasi Kulit Kering pada Tangan

Ketika Kerajaan Demak ditaklukkan Pajang, yang menjadi raja adalah Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir) yang merupakan keturunan Dedes. Sebab, Sultan Hadiwijaya merupakan anak Ki Ageng Pengging yang tak lain keturunan Raja Majapahit sebagaimana Raden Patah.

Pajang runtuh digantikan oleh Mataram dengan raja Sutawijaya. Ki Gede Pemanahan, ayah Sutawijaya, memang bukan keturunan Raja. Namun, Ki Ageng Selayang merupakan kakek buyut Sutawijaya adalah keturunan Bondan Kejawan yang tak lain anak Brawijaya. Keturunan Dedes tetap memerintah sampai sekarang  karena Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta adalah keturunan Panembahan Senapati.

Pararaton menggambarkan Ken Dedes sebagai wanita cantik luar biasa. Konon, kecantikannya mengalahkan mengalahkan keindahan Hyang Sasadara (bulan). Ken Dedes tidak hanya secara ragawi, tapi juga memiliki kepribadian yang elok.  Pararaton menyebutnya sebagai stri nareswari atau wanita utama.

BACA JUGA:Manfaat Mandi Susu bagi Kesehatan Kulit dan Cara Membuatnya

Masih menurut Pararaton, Ken Dedes adalah wanita yang mendapat karma amamadangi, perilaku yang tercerahkan karena kematangan ilmun yang dimilikinya. Ia adalah wanita yang memiliki kesempurnaan dalam kebijaksanaan. Bisa jadi ini mengingat Ken Dedes adalah putri dari  Mpu Purwa, seorang pendeta Buda Mahayana .

Tidak banyak penampakan Ken Dedes ditemukan. Hingga akhirnya ditemukan arca Prajnaparamita yang diperkirakan berasal dari abad ke-13 (Singasari). Arca yang menggabarkan wanita cantik ini ditemukan di reruntuhan Cungkup Putri di sekitar Candi Singasari, Malang, Jawa Timur.

Ditemukan pada 1818-1819 oleh D Monnereau,  selanjutnya Prajnaparamita diberikan kepada CGC Reinwardt yang kemudian menjadi koleksi Rijksmuseum voor Volkenkunde (Museum Nasional untuk Etnologi) di Leiden, Belanda. Baru pada Januari 1978 Rijksmuseum Voor Volkenkunde  mengembalikan arca ini ke Indonesia. Kini, Prajnaparamita disimpan di Museum Nasional Jakarta.

Banyak yang mempercayai bahwa Prajnaparamita adalah gambaran dari Ken Dedes. Pendapat lain mengaitkan Prajnaparamita  sebagai perwujudan Gayatri Rajapatni,  permaisuri raja pertama Majapahit, Kertarajasa alias Raden Wijaya. Beberapa diskusi pun membahas soa keberadaan Prajnaparamita, khususnya antara Gayatri Rajapatni dan Ken Dedes.

BACA JUGA:Pemkot Gandeng Polresta Bengkulu Tata Pasar Panorama

Antara Ken Dedes dan Gayatri
Sejarawan dari University of British Columbia, Kanada, Paul Drake menyebut bahwa Prajnaparamita bukanlah Ken Dedes, melainkan Gayatri dari Majapahit.  Dilihat dari gaya artistiknya, kata Drake, arca tersebut berasal dari gaya era Majapahit. Maka, tidak lain bahwa arca Prajnaparamita sebagai perwujudan Gayatri.

Drake menyebut Gayatri adalah wanita pemikir pada zamannya. Ia juga dalang sejumlah peristiwa, salah satunya saat merekrut Gajah Mada sebagai Mahapatih. Gayatri, kata Drake, adalah aktor intelektual di balik masa paling gemilang dalam sejarah Nusantara, yaitu Majapahit pada era Tribhuwana Tunggadewi dan Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: