Legenda Bandit yang Dianggap Pahlawan Oleh Rakyat Jelata

Legenda Bandit yang Dianggap Pahlawan Oleh Rakyat Jelata

pemberontakan Villa dan pasukannya berhasil menggulingkan Huerta dan Carranza diangkat sebagai presiden--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Bandit penjahat jadi pahlawan rakyat ini begitu menggerkan di negaranya masing-masing. Salah satunya adalah Phoolan Devi, wanita asal India yang membatai 22 laki-laki dengan kejam untuk balas dendam atas perkosaan terhadap dirinya. Dikemudian hari, Phoolan Devi menjadi anggota parlemen India dan berjuang untuk menegakkan keadilan rakyat tertindas.

Kisah yg tak kalah dramatis adalah Pancho Villa dari Meksiko yang terkenal sebagai pembunuh, penyamun, kemudian menjadi tokoh revolusioner. Sayangnya, para bandit itu mati muda dengan cara mengenaskan. Salah satunya adalah Ishikawa Goemon, tokoh bandit dari Jepang, yg tewas direbus hidup-hidup setelah gagal dalam percobaan pembunuhan terhadap seorang berpengaruh di negeri itu.

BACA JUGA:BSI Genjot Pembayaran Cashless Lewat BSI Hasanah Card

Phoolan Devi
Phoolan Devi adalah preman perempuan terkenal dari India yang lebih dikenal dengan julukan Ratu Bandit. Selain menjadi seorang bandit, Devi juga berprofesi sebagai seorang politisi. Devi bertanggung jawab atas pembunuhan 22 warga desa yang diisi oleh masyarakat kasta atas pada tahun 1981.Walaupun begitu, sebagian masyarakat miskin India meyakini bahwa apa ayng dilakukan Devi adalah bentuk pencarian keadilan bagi kaum perempuan, terutama bagi mereka yang berada di kasta terendah. Tapi argumen tersebut ditentang oleh Pemerintah India. Walaupun bertanggung jawab atas puluhan nyawa, Devi tetap mendapatkan simpati dari masyarakat dan menjadi anggota perwakilan rakyat dari Partai Samajwadi.

Devi lahir di desa kecil Gura Ka Purwa, di Uttar Pradesh. Sejak kecil, Devi telah melalui masa yang sulit. Di usia sebelas tahun, dia sudah harus dinikahkan karena tuntutan keluarga. Sepanjang pernikahannya tersebut, Devi merasa telah diperkosa dan dianiaya oleh suaminya sendiri. Pada tahun 1977, ia dikembalikan rumah orang tuanya  karena dianggap gagal sebagai seorang istri. Atas kondisi tersebut, Devi dianggap masyarakat sekitar sebagai orang buangan.

Sepupunya, Mayadin juga menuduhnya mencuri tanah yang seharusnya dia miliki. Pada tahun 1979, Mayadin memenjarakan Devi atas tuduhan pencurian barang-barang dari rumahnya. Atas penangkapan tersebut, Devi mendapatkan tindak pemerkosaan dan penyiksaan dari polisi setempat. Ketika dibebaskan dari penjara beberapa hari kemudian, dia semakin dijauhi oleh desa dan keluarganya.

BACA JUGA:Jual 50 Butir Pil Ekstasi di Rejang Lebong, 3 Warga Lubuk Linggau Ditangkap Polda Bengkulu

Kisah sial Devi terus berlanjut saat dia kembali diperkosa oleh salah satu pemimpin geng di kotanya, yaitu Babu Gujjar. Akan tetapi, pemerkosaan itu gagal dilakukan setelah Devi dilindungi oleh Vikram Mallah, kepala geng yang berasal dari kasta Phoolan. Setelah peristiwa tersebut, Devi menikah dan Mallah dan dijadikan istri kedua. Mallah juga membalaskan dendam Devi dengan membantai mantai suami Devi. Selama pernikahannya, Devi diajarkan bagaimana cara menggunakan senjata dan berpartisipasi dalam kegiatan geng di Uttar Pradesh dan Madhya Pradesh. Kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan pencurian terhadap orang-orang kaya dan meminta tebusan terhadap orang-orang yang diculik.

Tragedi terjadi saat lawan geng Mallah, kelompok Geng Ram dari masyarakat kasta atas menyerang tempat persembunyiannya. Dalam penyerangan tersebut, Mallah berhasil dibunuh, sedangkan Devi berhasil diculik. Selama penculikan tersebut, Devi disiksa dan diperkosa oleh beberapa pria dari Geng Ram. Akhirnya, Devi berhasil kabur dari penculikannya setelah tiga minggu. Untuk membalaskan dendam suaminya, Devi mengumpulkan kembali seluruh anggota geng Mallah dan melakukan serangkaian perampokan dengan kekerasa di daerah kelompok masyarakat kasta tinggi.

Pada tanggal 14 Februari 1981, Devi kembali ke Desa Behmai, tempat dimana ia diculik dan diperkosa. Devi melakukan balas dendam terhadap anggota geng Rham. Dalam serangan tersebut, kelompok geng yang dipimpin Devi membunuh 20 orang, termasuk masyarakat desa. Pembantaian tersebut membuat polisi melakukan pencarian besar-besaran dan pemerintah mengutuk keras aksi tersebut. Akan tetapi sebaliknya, Devi mendapatkan dukungan positif dari masyarkaat Uttar Pradesh. Boneka-boneka yang mirip dengan Devi dijual di berbagai toko di kota. Meda-media juga memberikan pemberitaan dengan nada positif terhadap aksi Devi.

BACA JUGA:7 Pasar Unik di Indonesia, Salah Satunya Ada Pasar Bisu, Bagaimana Transaksi Jual Belinya?

Setelah dua tahun menjadi buron, akhirnya Devi menyerahkan diri dengan alasan kondisi kesehatan yang memburuk dan sebagian besar anggota gengnya sudah mati. Devi didakwa dengan 48 kejahatan, termasuk 30 kali penculikan. Persidangannya ditunda selama 11 tahun untuk proses pengobatan yang ia jalani, yaitu kista ovarium. Karena kondisi kesehatannya, akhirnya dibebaskan bersyarat pada tahun 1994. Pada tahun 1996, ia mencalonkan diri dalam pemilihan anggota palemen Lok Sabha mewakili Partai Samajwadi dengan platform membantu orang miskin dan tertinda.

Devi berhasil meraih suara rakyat dan menjadi seorang anggota parlemen. Pada tahun 2001, Devi ditemukan tewas tertembak mati oleh tiga pria bersenjata di Delhi. Pembunuh Devi bernama Sher Singh. Motif pembunuhan tersebut adalah pembalasan dendam atas pembantaian yang ia lakukan di Behmai.

BACA JUGA:Gunung-gunung di Dunia Ini Dianggap Suci Masyarakat

Pancho Villa
Lahir pada 5 Juni 1878 di San Juan del Rio, di negara bagian Durango, Meksiko, Pancho Villa memiliki nama asli Doroteo Arango. Kedua orangtuanya bekerja di sebuah pertanian. Namun saat Villa masih berusia 15 tahun, sang ayah meninggal dunia. Villa pun sudah harus menanggung tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Merasa bertanggung jawab sebagai pelindung keluarga di usainya yang masih belia, Villa mengambil keputusan dengan emosional dan tanpa berpikir panjang.

Saat ada seseorang yang melecehkan salah satu saudara perempuannya, Villa membalas dengan menembak pelaku hingga tewas. Dia pun menjadi buronan dan memutuskan untuk melarikan diri. Sejak tahun 1894, saat insiden penembakan itu terjadi, Villa bersembunyi dan tanpa sadar enam tahun sudah dilaluinya dengan kabur ke daerah pegunungan. Selama dalam pelarian itulah, Villa bergabung dengan para buronan lainnya dan membentuk kelompok bandit. Pada masa-masa pelarian itulah, Villa mengganti namanya dari nama asli Doroteo Arango. Di tahun-tahun akhir 1890-an, diketahui Villa sempat bekerja di sebuah pertambangan di Chihuahua.

BACA JUGA:Siap Menikah! 5 Shio Ini Diprediksi Paling Beruntung Soal Cinta Minggu Ini

Namun tak lama kemudian, Villa menambah daftar tindakan kriminalnya dengan melakukan perampokan bank dan orang-orang kaya. Bergabung dengan Pemberontak Di tengah masa-masa pelariannya di tahun 1910-an, Pancho Villa merasa tergerak dengan gerakan pemberontakan yang dilancarkan Fransisco Madero melawan pemimpin diktator Porfirio Diaz. Pada tahun 1911, kelompok pemberontak yang dipimpin Madero sukses memenangkan pertempuran di Ciudad Juarez dan berhasil menggulingkan pemerintahan Diaz. Madero kemudian menjabat sebagai presiden Meksiko menggantikan Diaz. Sementara Villa, atas jasanya dalam pemberontakan, diangkat menjadi kolonel

Namun pemerintahan yang dibentuk melalui jalur pemberontakan tersebut tidak bertahan lama. Hanya berselang satu tahun kemudian, giliran pemerintahan Madero yang diancam pemberontakan. Pemimpin pemberontakan pada 1912 tersebut adalah Pascual Orozco yang sebelumnya merupakan rekan Madero. Tetapi dia merasa kecewa dengan pemerintahan Madero sehingga memutuskan memberontak. Kali ini, Villa bersama Jenderal Victoriano Huerta berpihak pada pemerintah dan mampu menggagalkan pemberontakan Orozco. Namun setelahnya, Huerta berbalik melawan pemerintah dan membunuh Madero pada Februari 1913.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: