Kasuami, Makanan Pokok Warisan Nenek Moyang Khas Sulawesi Tenggara

Kasuami, Makanan Pokok Warisan Nenek Moyang Khas Sulawesi Tenggara

Kasuami yang memecahkan rekor MURI sebagai kasuami tertinggi-Akun Instagram @kotakendari-

Kasuami berbahan utama singkong dan diolah dengan cara mengukus parutan singkong yang sudah dikeringkan. Orang Wakatobi menghilangkan kandungan air dari singkong dengan cara digepe atau diperas menggunakan kain warna putih yang bahannya cukup tipis. 

Parutan ubi lalu ditaruh dalam kain tipis, lalu dibentuk bundar, menyerupai ban vespa. Orang Wakatobi biasa menyebut adonan tersebut ka’opi. Pemisahan air juga dapat dilakukan dengan menggunakan saringan yang terbuat dari anyaman bambu yang menyerupai ayakan beras. 

Lubang ayakan yang kecil berfungsi sebagai penahan parutan kasar agar tidak bercampur dengan parutan halus. Setelah itu, parutan singkong yang telah terpisah dimasukkan kedalam cetakan berbentuk kerucut yang terbuat dari anyaman daun kelapa. 

BACA JUGA:Bernostalgia Mencicipi Kue Dollar Khas Surabaya

Parutan singkong yang sudah dicetak tadi lalu dikukus selama kurang lebih 15 menit. Apabila adonan kasuami kering telah dibuat namun belum hendak dimasak, adonan tersebut bisa disimpan dengan cara dibungkus dengan daun pisang. 

Hal ini dilakukan untuk menjaga agar adonan tidak lembab dan terhindar dari debu atau serangan bakteri perusak. Selain itu, pembungkusan dengan daun pisang juga dilakukan agar aroma khas singkong tidak hilang.

Kasuami terdiri tiga jenis. Ada yang kerucut seperti tumpeng yang warnanya putih kekuning-kuningan dan ada juga yang berwarna hitam. Soami hitam memiliki sebutan hugu-hugu. 

Pembuatan hugu-hugu diawali dengan memilih singkong yang baik, merendamnya dengan air laut selama tiga hari, kemudian menjemurnya beberapa hari sampai kering dan berwarna kehitam-hitaman. Sedangkan Kasuami yang berwarna putih kekuning-kuningan, diolah dari singkong segar dan langsung dijadikan Kasuami.

BACA JUGA:Tolpit, Kue dengan Nama Nyeleneh Tapi Soal Rasa Jangan Dianggap Remeh

Di Wakatobi juga terdapat Kasuami Pepe yang biasanya di jual di pasar-pasar tradisional. Soami Pepe dijual dalam bentuk seperti bolu gulung dan proses pembuatannya agak berbeda dengan Soami pada umumnya. 

Sebelum dikukus, tepung parutan singkong dicampur dengan minyak kelapa dan sedikit garam. Setelah selesai, adonan dipipihkan dengan cara di pukul-pukul yang mana disebut dengan istilah dalam Bahasa Wakatobi. 

Kasuami pepe dibubuhi bawang goreng untuk menambah cita rasa. Soami pepe biasa disantap bersama abon atau ampas kelapa kering dan juga dengan teh atau kopi.

BACA JUGA:Nikmati Cita Rasa Timphan, Hidangan Kerajaan Aceh

Hingga saat ini Kasuami menjadi salah satu makanan favorit yang masih mudah untuk dijumpai. Kuliner yang satu ini merupakan makanan tradisional yang wajib untuk dilestarikan agar keberadaannya tidak semakin dilupakan. Terlebih banyaknya makanan yang merajalela membuat beberapa makanan tradisional mulai tersingkirkan.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: