Mencoba Kue Batang Buruk, Kue Hari Raya Khas Kepulauan Riau Warisan Leluhur

Mencoba Kue Batang Buruk, Kue Hari Raya Khas Kepulauan Riau  Warisan Leluhur

Kue Batang Buruk khas Kepulauan Riau -Akun Instagram @batangburukherariau-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Setiap wilayah di Indonesia memiliki kue khas yang selalu ada setiap hari-hari besar seperti hari raya Idul Fitri. Tak terkecuali Kepulauan Riau.

Kepulauan yang satu ini juga turut memeriahkan hari istimewa dengan kue khanya yang bernama kue batang buruk.

Kue batang buruk adalah kue kering yang berukuran mini dan terbuat dari campuran tepung dan dilapisi oleh serbuk campuran gula halus dan susu. Kue ini umumnya ditemukan di daerah Bintan dan Tanjung Pinang serta disajikan saat idul fitri, hidangan untuk tamu ataupun oleh-oleh bagi turis.

Kue yang satu ini memiliki ukuran mini yakni hanyasekitar 3 – 4 cm per potong. Kue batang buruk ternyata sudah dikenal sejak abad ke 4. Resep kue ini diwariskan dari generasi ke generasi dan pada zaman dahulu merupakan hidangan untuk acara sebelum pelantikan sultan.

BACA JUGA:Mencicipi Bolu Unik yang Direndam dengan Kuah Gula di Riau

Tak hanya di kepulauan Riau, kue ini juga populer di  Malaysia dengan nama yang sama. Sebagian orang membuat kue ini dari campuran tepung dan sebagian lagi menggunakan kulit popiah untuk adonan. 

Konon, Kue batang buruk memiliki sejarah terkait penamaanya, dimana berawal dari kisah cinta Wan Sinari, putri sulung Baginda Raja Tua dari Kerajaan Bintan pada masa 450 tahun yang lalu. Ceritanya bermula ketika sang putri memendam cinta kepada seorang pemuda yang bernama Raja Andak bergelar Panglima Muda Bintan.

Namun, cintanya bertepuk sebelah tangan karena lelaki tersebut lebih memilih Wan Inta, adik kandung Wan Sinari. Untuk mengusir galau di hati, Wan Sinari menyibukkan diri di dapur bersama dayang-dayang istana. 

BACA JUGA:Mampir ke Kedai Lalie Djiwo di Tengah Hutan Pinus, Jawa Timur

Sang putri membuat sebuah penganan unik: jika digigit, kue itu akan hancur berderai. Selesai membuat kue, Wan Sinari memohon kepada ayahandanya, Baginda Raja Tua agar kue buatannya itu dapat dipersembahkan untuk para tamu dan pejabat kerajaan. 

Baginda Raja Tuapun tidak menolak. Hingga pada suatu hari, para tamu dan pejabat kerajaan berkumpul di istana. Kue buatan Wan Sinari pun dihidangkan. Di antara para tamu yang datang terdapat pula Raja Andak, lelaki idaman Wan Sinari.

Para tamu kemudian mencicipi kue yang baru pertama kali mereka lihat itu. Namun, beberapa saat setelah menggigitnya, mereka mendadak merasa malu karena sebagian kepingan kue jatuh berderai.

Serpihan-serpihannya berserakan mengotori pakaian kebesaran yang mereka kenakan. Hanya Raja Andak Panglima Muda Bintan yang tidak terkecoh. Ketika Raja Andak memakan kue itu, tidak ada serpihan kue yang berjatuhan.

BACA JUGA:Berburu Kuliner Malam Tahun Baru di Kawasan Jalan Soeprapto Bengkulu

Mengetahui pujaan hatinya itu tidak ceroboh saat menyantap kuenya, Wan Sendari sadar kalau dirinya tidak salah menjatuhkan hatinya walaupun kisah cintanya tidak terbalas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: