Dijanjikan Lulus Jadi Polisi, Anak Pedagang Ngaku Ditipu Rp 750 Juta oleh Oknum Aparat

Dijanjikan Lulus Jadi Polisi, Anak Pedagang Ngaku Ditipu Rp 750 Juta oleh Oknum Aparat

Korban penipuan penerimaan anggota polri, Yayat Aryansyah-foto: istimewa -

BENGKULUEKSPRESS.COM - Seorang pemuda asal Kota Bengkulu bernama Yayat Aryansyah (21) harus menelan kekecewaan usai ditipu oleh oknum aparat yang menjanjikan dirinya bisa lulus sebagai anggota Polri lewat pendaftaran Bintara Polri Gelombang II tahun 2023.

Tak tanggung-tanggung, kerugian atas penipuan penerimaan anggota Polri yang dialami korban Yayat ini mencapai Rp 750 juta.

Diceritakan korban, perkenalannya dengan oknum aparat berinisial SAN ini bermula dari korban tak lulus pemeriksaan kesehatan pada saat mendaftar Bintara Polri tahun 2023. 

Kemudian orang tua korban diarahkan untuk berkomunikasi pada SAN.

BACA JUGA:Sebut Tak Lakukan Korupsi, Mantan Kapus Pasar Ikan Minta Dibebaskan

Orang tua korban lalu bertemu dengan SAN dan ia menjanjikan bisa meloloskan anaknya Yayat menjadi seorang anggota Polri dengan catatan memberikan sejumlah uang.

"Jadi oknum SAN ini dikenalkan oleh temannya ayah saya. Dia bilang ada orang yang bisa bantu untuk proses penerimaan polisi," kata Yayat, Selasa (12/12/2023).

Guna menyakinkan korban Yayat, SAN ini melakukan berbagai upaya dengan memberikan surat kelulusan palsu yang didalamnya tertera hasil tes korban dan dibubuhi tanda tangan Kapolda Bengkulu yang disertai cap basah.

Disamping tanda tangan Kapolda ada juga tanda tangan Karo SDM Polda Bengkulu yang turut dibubuhi cap basah untuk menyakinkan korban bahwa surat tersebut palsu.

Lebih lanjut setelah dinyatakan lolos menjadi polisi, korban Yayat diminta untuk melakukan karantina selama 3 bulan di rumah rekannya SAN berinisial Si.

BACA JUGA:Belum Kembalikan Uang dari Para Kepala Puskesmas, 5 Tersangka Kasus Perintangan BOK Kaur Terancam Pasal TPPU

Di sana mereka dilatih seakan-akan menjalani pendidikan di SPN Bukit Kaba Polda Bengkulu. Tak berselang lama, korban Yayat merasa janggal dan mencari tahu terkait kelulusannya tersebut.

"Ada yang janggal, kemudian cari tahu dan benar bahwa surat itu keterangan lulus itu palsu karena tidak dilengkap nomor KEP," imbuhnya.

Atas peristiwa ini, korban merasa dirugikan karena orang tuanya sudah berupaya mencari uang untuk memenuhi permintaan oknum SAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: